Phuket, Thailand, adalah tujuan liburan saya
selanjutnya. Gugusan pulau yang berada di Laut Andaman merupakan salah satu
propinsi dari Negara Kerajaan Thailand. Sebenarnya tahun 2007 lalu saya pernah
ke Thailand, namun tidak ke Phuket, melainkan ke Bangkok dan Pattaya. Jika ke
Phuket, tidak harus pergi ke Bangkok terlebih dulu, karena sudah terdapat
bandara internasional di pulau dengan luas tidak lebih dari 600 km persegi ini.
Saya berangkat dari Medan, namun sayangnya rute Medan-Phuket sudah tidak
beroperasi lagi, terpaksa harus beli tiket Medan-Kuala Lumpur lalu lanjut Kuala
Lumpur-Phuket. Karena beli saat promo, harganya pun sangat murah, hanya Rp 1.5
juta PP. Jadilah perjalanan yang sudah saya rencanakan 5 bulan lalu ini saya
lakukan pertengahan Oktober 2013 lalu selama 5 hari 4 malam.
Sunset dari Panyee Island
Berangkat sore hari dari Bandara Kualanamu Medan, perjalanan selama 1 jam ke Kuala Lumpur. Tiba di Kualalumpur, sempat salah informasi dan hampir saja tertinggal pesawat lanjutan ke Phuket, akhirnya perjalanan ke Phuket berlanjut selama 1 jam lebih dan tiba di Bandara Internasional Phuket jam 9 malam. Tidak perlu mengubah jam, karena waktu Phuket sama dengan waktu Indonesia bagian barat. Baca dari literatur dan informasi di beberapa blog, kalau dari bandara ke Phuket Town dan Patong bisa menggunakan bus dengan biaya 184 Baht (saat itu kurs 1 Baht = Rp 365,-). Namun karena jam operasional bus hingga jam 6 sore, akhirnya sekali lagi terpaksa saya memilih taksi untuk mengantar saya ke hotel di daerah Patong dengan tarif 800 Baht. Sebenarnya ada juga taksi dengan argo (Taksi Meter), tapi karena sudah order dan bayar taksi di area kedatangan bandara, saya pun tidak menyesal naik taksi mewah dengan mobil Toyota Altis ini, lumayan bisa istirahat nyaman sebentar.
Jarak bandara di Phuket Town maupun ke Patong cukup
jauh, sekitar 30 menit. Tidak ada jalan tol, hanya jalan bypass, namun tidak
macet. Supir taksi pun cukup pandai berbahasa Inggris, dan hal yang akan
ditanya olehnya adalah sudah berapa kali ke Phuket?, apakah sudah beli paket ke
Phi Phi Island atau James Bond Island?, apakah sudah mencari penginapan?, dan
apakah butuh diantar ke bandara saat pulang nanti?. Seluruh angkutan dari
bandara akan mampir ke salah satu kantor agen perjalanan, dengan alasan harus
menandatangani berkas di kantornya (jika Anda membeli paket di kantor agen
perjalanan tersebut, maka supir tersebut akan mendapatkan fee). Disini kita
harus berhati-hati, karena di Phuket akan ditemui banyak ‘jebakan betmen’. Ya, Phuket
sudah sangat komersil. Setiba di kantor agen perjalanan, salah satu petugas
akan mengahampiri Anda dan menawarkan berbagai macam paket wisata mulai dari
paket Phi Phi Island, James Bond Island, city tour, nonton Phuket Fantasea,
nonton Muaythai fighting hingga sewa mobil selama di Phuket. Petugas akan
menawarkan ke Anda bahkan sedikit memaksa dengan rayuan maut. Jadi lebih baik
ditolak sejak awal dan katakan sudah membeli paket wisata via website. Saran
saya, jangan membeli paket wisata via website mupun agen perjalanan yang
ditawarkan di bandara maupun oleh supir taksi. Jika Anda menginap di daerah
Pantai Patong, Pantai Karon maupun Pantai Kata, akan banyak ditemui kios-kios
yang menjual berbagai macam paket wisata dan tiket untuk menonton pertunjukan
dengan jauh lebih murah harga murah. Perbandingan, harga paket wisata ke Phi
Phi Island, di agen perjalanan 2.200 Baht/pax, sementara di kios menjual hanya
1.200-1.500 Baht/pax dengan rute perjalanan dan layanan yang sama persis.
Jangan takut untuk kehabisan tiket paket wisata, karena akan ada banyak sekali
paket perjalanan yang akan beroperasi setiap harinya.
Tiba di Patong jam 10 malam, saya langsung ke Hotel
Amata Resort yang berada di Jalan Rat U-Thit. Lokasi hotel sangat strategis,
sekitar 100 meter dari Jungceylon Mall dan Bangla Road, fasilitas lengkap
(kolam renang dan free wifi) dan intinya saya dapat semuanya dengan harga promo,
hanya Rp 600.000,- untuk 3 hari (beli di agoda.com), walaupun tidak dapat
sarapan, kamar hotel sangat bersih dan puas dengan harganya. Karena lapar,
setelah mandi saya langsung jalan kaki menikmati malam di Jungceylon Mall dan
Bangla Road. Khusus di Bangla Road, kendaraan tidak boleh masuk, jadi seperti
pasar malam, hampir setiap hari semua orang berpesta hingga subuh datang.
Suasana ini mengingatkan saya pada Jalan Legian dan Jalan Pantai Kuta di Bali,
semua orang turun ke jalan dan nongkrong di café sambil menikmati minuman dan
berpesta. Phuket, memang Bali-nya Thailand.
Hotel Amata Resort (Jalan Rat U-Thit)
Keesokan harinya, saya hanya ingin menikmati Pantai
Patong yang tersohor dengan berjalan kaki. Cuaca yang sangat cerah pagi itu dan
masih belum banyak toko-toko yang buka. Hanya beberapa supir taksi yang
menawarkan jasa antar jemputnya. Dari Jalan Rat U-Thit saya berjalan kaki ke
melalui Jalan Prachanukhro hingga ke Pantai Patong yang masih sepi. Dimanapun
Anda berada pasti selalu ditawarkan berbagai macam jasa, mulai dari pijat,
taksi, tuk-tuk, sarapan, jet ski, sampai duduk di kursi pantai disewakan 150
Baht. Pasir pantai di Phuket sebenarnya bukan pasir, melainkan seperti tepung
karena halus sekali. Ingin membandingkan Bangla Road di malam hari dan pagi
hari, sayapun kembali ke hotel melalui jalan itu. Ternyata pagi hari, kendaraan
boleh melintasi jalan ini. Café-café yang semalam hingar bingar, terlihat masih
tutup dan dibersihkan, berganti dengan bukanya kios-kios penjual cinderamata
dan paket perjalanan. Setelah makan siang di Pum Thai Restaurant dengan menu andalan
apalagi kalau bukan Tom Yum Goong dan ditambah manisnya sate ayam ala Thailand
total seharga 300 Baht, saya memutuskan untuk menyewa sepeda motor untuk ke
Pantai Karon dan Pantai Kata yang jaraknya sekitar 3 km dari Pantai Patong.
Sewa sepeda motor Yamaha Mio hanya 200 Baht/hari + Bensin 100 Baht (harga
bensin 40 Baht/liter). Daerah Pantai Karon letaknya di selatan Phuket. Dari
sini Anda bisa menikmati sunset karena persis menghadap ke barat, beda dengan
Pantai Patong yang sedikit ke arah barat laut. Pantai Karon lebih sepi
dibandingkan dengan Pantai Patong, namun lebih panjang, ombaknya lebih besar
dan pasirnya lebih bersih dan putih. Ada
beberapa hotel di pantai ini yang sepertinya sangat cocok untuk Anda yang ingin
berbulan madu. Lanjut ke selatan, sampai di Pantai Kata. Pantai Kata tidak
terlalu panjang dan hanya di batasi sebuah bukit dengan Pantai Karon. Banyak
hotel berbintang didaerah ini ada Four Seasons,
Kata Beach Resort, dll, sedikit lebih ramai dibandingkan dengan Pantai
Karon. Pantai Kata mirip seperti Nusa Dua-nya Bali. Jika mau melihat sunset
dari atas bukit yang sempurna, terus ke selatan hingga ke Pantai Nai Harn dan
Tanjung Promthep (bagian paling selatan dari Phuket). Sayangnya hari itu awan
menutupi keindahan matahari yang mau tidur. Sebenarnya masih banyak objek
wisata menarik di Phuket, ada Big Buddha, Phuket Zoo, trekking dengan gajah di
Bang Pae, Taman Anggrek, Museum Kerang dan pantai indah lainnya, tapi karena
sudah sore akhirnya saya kembali ke hotel untuk menikmati fasilitas hotel,
berenang. Malam harinya kembali menikmati hiburan gemerlap Bangla Road di
Patong. Jalan kaki disepanjang jalan ini, kalau tidak hati-hati, Anda akan
terkena ‘jebakan betmen’ lagi. Ada banyak sekali orang yang menawarkan paket
hiburan untuk menyaksikan pertunjukan tarian, mohon maaf, striptease dance.
Semua jenis penari ada, mulai dari wanita, pria dan waria asli Thailand, China,
bahkan dari Rusia pun juga ada. Soal harga, cukup murah, sekali menyaksikan
pertunjukkan, harus mengeluarkan ongkos masuk 100 Baht (belum termasuk minum, tips penari, dll).
Jika tidak mau menonton dan sekedar berfoto dengan para penari waria yang
sangat cantik dan seksi pun bisa. Hati-hati, mereka akan menarik bayaran ke
Anda sekitar 100-200 Baht/model hanya untuk foto sebanyak 3 kali saja.
Pantai Patong
Pantai Karon
Sunset di Promthep
Suasana Hiburan Malam di Bangla Road
Jam 07.30 pagi saya sudah bersiap di lobby Hotel
Amata Resort untuk menunggu jemputan untuk perjalanan ke Phi Phi Island. Karena
semua akses menuju ke Phi Phi Island sudah diatur oleh agen perjalanan
setempat, maka sangat susah untuk berkunjung ke Phi Phi Island dengan usaha
sendiri, asalkan kalau mau berenang kesana. Ternyata sudah banyak tamu yang
juga menunggu jemputan di lobby hotel, terutama turis dari China, India dan
Arab. Satu per satu jemputan datang dengan daftar peserta perjalanan yang
dibawa oleh masing-masing supir. Terlambat 15 menit, akhirnya jemputan saya pun
datang dan didalam mobil sudah ada sepasang suami istri dari Jepang.
Selanjutnya supir menjemput peserta lainnya di hotel yang berada di area
sekitar Patong.
Dari Patong kendaraan berisi 8 orang tersebut
menuju ke Royal Phuket Marina, pelabuhan speed boat yang membawa kami
menjelajahi gugusan Phi Phi Island. Ternyata sudah banyak sekali peserta dari
berbagai agen perjalanan yang berkumpul di pelabuhan tersebut. Masing-masing
agen, mengelompokkan para peserta kedalam grup yang berisi sekitar 30-35 orang
dalam satu speed boat dengan petanda khusus (sticker/gelang). Setelah persiapan
dirasa cukup, dilakukan penjelasan awal oleh pemandu, namanya Koko, mengenai
hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Yang paling penting adalah
ketepatan waktu untuk menikmati suatu objek dan kembali lagi ke perahu untuk
melanjutkan perjalanan ke objek selanjutnya. Inilah yang paling saya tidak suka
kalau ikut paket perjalanan, waktunya yang dibatasi.
Gugusan Phi Phi Island ternyata ada 3 pulau utama
yaitu Phi Phi Don Island, Phi Phi Lae Island dan Khai Nok Island. Dari
pelabuhan perahu langsung menuju ke Teluk Nui dan Pantai Monyet. Tidak ada yang
istimewa dari kedua objek ini, hanya ada sekelompok monyet lucu yang berdiam di
salah satu pantai Phi Phi Don Island. Hanya 5 menit dan ditemani gerimis,
perjalanan lanjut ke Teluk Maya untuk snorkeling dan berenang. Ternyata diluar
perkiraan saya sebelumnya, keindahan terumbu karangnya tidak lebih bagus dari
Gili di Lombok atau Pulau Rubiah di Aceh, hanya jumlah ikannya yang lebih
banyak. Setelah 30 menit, perahu pun melanjutkan ke Teluk Loh Samah untuk
istirahat makan siang prasmanan. Nah di Teluk Loh Samah inilah yang
pemandangannya cukup indah. Jika Anda ingin menginap di Phi Phi Don Island, di
daerah inilah tempatnya menginap, karena terdapat banyak hotel salah satunya Phi
Phi Beach Hotel yang cukup bagus. Jangan khawatir, rata-rata agen perjalanan juga
punya paket 2 hari 1 malam dengan menginap di Phi Phi Island. Setelah makan
siang dengan perpaduan menu barat dan timur, perahu membawa kami ke Pileh
Lagoon untuk berenang di perairan yang tenang, jernih dan dikelilingi tebing
karang tinggi yang sangat indah. Sebelum lanjut ke Khai Nok Island, mampir sebentar ke Gua Viking, gua tempat
nelayan nomaden tinggal dan tidak menarik sama sekali. Yang paling bagus dari
perjalanan hari ini adalah Khai Nok/Khai Nai Island. Pulau kecil dengan luas kira-kira
sebesar stadion lapangan sepakbola memiliki pantai dan beberapa batu karang yang sangat indah. Di pulau inilah tempat
semua grup akan berkumpul sebelum kembali ke pelabuhan di Phuket. Kebayang
banyaknya orang berkumpul di satu pulau dalam waktu yang bersamaan. Akhirnya
paket perjalanan yang sangat cepat ini selesai tepat jam 5 sore dan seluruh
peserta diantar kembali ke hotelnya masing-masing. Malam harinya saya memutuskan
untuk hanya keliling dan menikmati makan malam di Jungceylon Mall sekalian ke
mini market untuk beli air mineral dan beberapa cemilan. Berhubung persediaan
uang sudah menipis, sayapun membeli mie instant untuk persediaan sarapan dan makan
malam untuk hari selanjutnya.
Wisatawan Melihat Sekumpulan Monyet Liar di Monkey Beach
Phi Phi Don Island
Pemandangan Bawah Laut di Maya Bay
Khai Nai Island
Sunbathing at Khai Nai Island
Setelah ke Phi Phi Island, hari selanjutnya adalah
mengunjungi James Bond Island yang letaknya di Telung Phang Nga. Berbeda dengan
paket perjalanan ke Phi Phi Island, untuk paket ke James Bond, menggunakan
kapal yang lebih besar dan menampung peserta lebih banyak. Maklum, perairan di
Teluk Phang Nga tidak berombak besar seperti perjalanan Phuket ke Phi Phi
Island. Karena ingin melihat matahari terbenam dari atas kapal, maka perjalanan
dimulai agak lebh siang. Saya dijemput jam setengah sepuluh, namun terlambat
setengah jam karena harus menjemput 14 orang lainnya. Perjalanan selama 30
menit dari Patong ke pelabuhan, dimana pelabuhan yang berbeda saat ke Phi Phi
Island, yaitu Ao Por Pier. Pelabuhan Ao Por Pier jauh lebih sederhana dibandingkan
dengan Royal Phuket Marina, bahkan menyerupai rumah nelayan dengan toko
souvenir yang berjejer menuju ke pelabuhan. Setelah penjelasan dari pemandu
wisata yang bernama Musa, perjalanan pun dimulai jam 11 siang dengan tujuan
pertama adalah Pulau Naka. Pulau Naka sangat mirip dengan Kai Nok Island, namun
lebih sepi dan harga makanan serta minumannya lebih murah. Disini kita bisa
renang dengan sepuasnya karena tidak ada saingan. Kebanyakan peserta perjalanan
ke James Bond Island adalah wisatawan dari Arab dan Australia dimana mereka
satu rombongan keluarga besar, mulai dari anak kecil hingga orang tua. Herannya
jarang saya melihat wisatawan dari China, seperti perjalanan ke Phi Phi Island
sehari sebelumnya.
Sebelum ke Pulau Panak dan Pulau Hong untuk mencoba
kano, disediakan makan siang prasmanan diatas kapal. Menu makanan laut yang
dimasak khas Thailand yang asam dan pedas. Tiba di Pulau Panak, saatnya melihat
keindahan pulau dengan tebing tinggi, gua dan jernihnya air laut dengan kano. Jangan
khawatir tidak kebagian, karena ada banyak kano yang tersedia dan akan didayung
oleh nelayan setempat. Sekitar 30 menit menyusuri pinggiran pulau Panak dan
Pulau Hong serta masuk beberapa gua indah dengan stalagtit dan lagoon
didalamnya. Jangan lupa untuk menyediakan uang kecil untuk tips kepada nelayan,
walaupun mereka sudah termasuk kedalam paket perjalanan.
Naka Island
Makan Siang Diatas Kapal
Hong Island
Wisata dengan Kano di Panak Island
Tiba di James Bond Island, seluruh peserta akan
dijemput dengan perahu panjang tradisional (Long Tail Boat), karena perahu
besar tidak diperbolehkan untuk menyusuri perairan oleh penduduk setempat.
Selain itu juga untuk memberikan mata pencaharian ke penduduk dari jasa
pariwisata. Ada 3 pulau selain James Bond Island yang ditepati oleh penduduk
yang sebagian besar beragama Islam yatu Tum Talu, Pulau Panyi dan Khao Khian.
Di Khao Khian, kita bisa melihat lukisan di batu yang dibuat oleh leluhur
nelayan penduduk yang kini banyak tinggal di Pulau Panyi. Pulau Panyi merupakan
kampung terapung diatas laut yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Disini
ada masjid kubah berwarna emas mencolok yang cukup besar dengan latar belakang pulau
karang yang curam. Sebelum kembali ke kapal utama, saatnya menikmati James Bond
Island yang sangat terkenal. Pulau ini terkenal karena menjadi tempat syuting
Film James Bond “The Man with Golden Gun” tahun 1974 yang dibintangi Roger
Moore. Sebenarnya nama pulau ini adalah Khao Tapu dan dikelilingi Pulau
Pinggan. Khao Tapu atau James Bond Island hanya berupa pulau karang dengan
bagian bawah yang mengecil karena tergerus air laut. Yang menarik malah Pulau
Pinggan. Di pulau ini ada tebing miring dengan celah dibagian atasnya. Ada juga
pantai dilengkapi tempat duduk yang nyaman untuk menikmati matahari terbenam.
Tapi paket perjalanan ini tidak menikmati matahari terbenam di Pulau Pinggan,
melainkan saat perjalanan kembali menuju Phuket. Warna jingga gradasi ke biru
dengan warna putih awan dilukis diatas siluet jajaran pulau karang mengakhiri
perjalanan hari ini yang menurut saya lebih berkesan dibandingkan dengan
perjalanan ke Phi Phi Island kemarin.
Kampong Terapung di Panyee Island
Khao Khian Island
James Bond Island
Pesawat untuk balik kembali ke Medan terjadwal jam
4 sore, jadi masih ada waktu sekitar 8 jam untuk menikmati fasilitas di
penginapan. Saya sengaja untuk pindah ke hotel yang lebih mahal di hari
terakhir tiap kali perjalanan liburan. Selain untuk beristirahat, alasannya
supaya pernah menikmati liburan yang sebenarnya di hotel mewah. Saya memilih
The Viridian Resort yang berjarak sekitar 100 meter dari Amata Resort. Harga
promo Rp 350 ribu/malam dan sudah termasuk sarapan. Hotel yang berada di pinggir
Jalan Rat U-Thit, sebenarnya hotel sederhana dengan konsep taman yang menarik.
Bangunan hanya 2 lantai mengelilingi kolam renang dan taman yang berada
ditengah hotel. Setelah sarapan pilihan berenang adalah yang paling tepat. Saya
teringat dengan informasi dari peserta perjalanan sehari yang lalu, kalau dia
pernah makan di salah satu restoran yang enak dan harganya murah. Lihat sisa
uang sekitar 600 Baht, akhirnya saya pergi ke Restoran Number Six dekat Bangla
Road untuk makan siang. Benar saja, harganya setengah dari harga rata-rata
makanan di restoran yang ada di Jalan Rat U-Thit. Makan siang dan minum hanya 200
Baht, bandingkan jika makan di restoran lainnya, bisa sekali makan sekitar
400-500 Baht dan belum tentu makanannya enak. Menu seafood khas Chinese Food
ala Thailand yang pedas menutup liburan di Phuket. Langsung ke bandara untuk
terbang ke Kuala Lumpur dan lanjut ke Kualanamu Medan.
The Viridian Resort Hotel
Pengalaman baru, ketemu dengan orang-orang baru
dari berbagai negara, melihat keindahan alam dan melatih kemandirian di daerah
dengan kebudayaan yang berbeda.
Narsis di Pantai Karon
-panca suwandika-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar