Kalau ditanya apa tempat wisata yang kamu kenal di Sumatera Utara,
saya yakin hampir 100% jawaban adalah Danau Toba dengan Pulau Samosir-nya.
Memang Danau Toba adalah hal yang wajib dikunjungi kalau sudah ke Sumatera
Utara. Tapi kalau diberikan alternatif lain, kenapa tidak dicoba ke salah satu
pulau yang lokasinya berada di titik terluar Indonesia. Di Selat Malaka, tepatnya berada di perairan terluar
Indonesia, tidak berpenghuni (kecuali oleh tentara Angkatan Laut Indonesia),
ada salah satu pulau yang kini menjadi tujuan wisata yang cukup menarik. Pulau
Berhala, kalau dilihat di peta, hampir tidak kelihatan, terkadang bahkan hanya
berupa titik hijau di tengah warna biru Selat Malaka. Kesanalah tujuan saya selama
2 hari, melihat Indonesia dari sisi terluarnya.
Pulau Berhala memang belum dikenal, tapi beberapa anak muda di
Medan yang memang suka jalan-jalan membuka jasa tur perjalanan (travel agent) ke
Pulau Berhala selama 2 hari dengan biaya yang sangat terjangkau (Rp
400rb/orang, sudah termasuk biaya perjalanan, penginapan dan makan 2 hari).
Persis seperti perjalanan saya ke Pulau Bira di Kepulauan Seribu, perjalanan ke
Pulau Berhala belum dikelola dengan profesional. Padahal potensi untuk menambah
pendapatan penduduk setempat sangat besar. Namanya juga jalan-jalan dengan
biaya murah dan saling berbagi (alias sharing)
jadi peserta yang ikut serta juga cukup banyak. Dari awal daftar, panitia sudah
memberikan peringatan kalau perjalanan ini bukan perjalanan yang nyaman tapi
akan terasa menyenangkan. Sempat bingung, tidak nyaman tapi menyenangkan, koq
bisa?
Bulan November hingga Februari, bukanlah waktu yang disarankan
untuk pergi ke Pulau Berhala. Terkadang cuaca bisa sangat buruk disertai hujan
lebat. Tapi karena ikutan open trip
mau tidak mau berangkat juga ke Pulau Berhala tanggal 4-5 Januari 2014 lalu.
Infonya ada 35 peserta yang ikutan perjalanan ini, lebih banyak dari trip ke
Pulau Bira lalu. Kumpul jam 7 tapi baru berangkat jam 9 pagi dari Stadion
Teladan Medan, rombongan dengan 3 mini bus langsung menuju ke Tanjung Beringin,
lokasi pelabuhan untuk penyeberangan ke Pulau Berhala. Pulau dengan luas 2.5 km
persegi ini, termasuk ke Kabupaten Sergei Bedagai dan jaraknya 25 mil dari ibukota
Kecamatan Tanjung Beringin atau 3 jam lama penyeberangan dengan kapal yang akan
dipakai. Tidak ada kapal penumpang resmi ke Pulau Berhala, jadi hanya ada kapal
tongkang nelayan untuk mencari ikan, yang dapat dipakai ke Pulau Berhala.
Inilah awal perjalanan yang dibilang tidak nyaman itu, duduk lesehan dibagian
depan kapal dengan alas kain terpal, tanpa penutup bagian atas dan suara bising
mesin kapal selama 3 jam. Tapi perjalanan harus tetap lanjut dan dinikmati,
demi untuk menginjakkan kaki ke Pulau Berhala.
Perjalanan diawali dengan hujan lebat sebelum masuk ke pelabuhan,
tapi beruntung langsung berhenti sesaat sebelum kapal berangkat. Menunggu agar
air pasang selama 1 jam, akhirnya kapal berangkat juga dari aliran sungai
hingga bertemu dengan gelombang tinggi perairan Selat Malaka. Gerbang Pulau
Berhala dengan 2 orang marinir angkatan laut akhirnya menyapa rombongan tepat
jam setengah 5 sore, terlambat dari jadwal karena kondisi alam yang kurang
bersahabat tadi. Terlihat juga tugu dengan gambar Garuda Pancasila dan bendera Sang
Merah Putih yang berkibar sebagai petanda bahwa Pulau Berhala adalah milik
NKRI. Air pasang sore itu menutup bagian pantai di sisi dermaga yang mengharuskan
rombongan untuk jalan kaki naik beberapa anak tangga ke mess penginapan. Akhirnya
jumpa juga dengan ketidaknyamanan yang kedua dari perjalanan ini, penginapan
dengan kamar besar dan muat 30 orang. Hanya ada beberapa tempat tidur tingkat
dengan kasur namun tanpa bantal dan selimut, sisanya hanya tempat tidur, jauh
dari kata empuk, yang memang khusus untuk tentara. Jadi siapa cepat, dia akan
dapat tempat tidur yang nyaman. Ketidaknyamanan yang terkahir adalah antri saat
mau ke kamar mandi. Jadi mess penginapan ini hanya menyediakan 2 kamar mandi
tanpa daun pintu (penutup pakai kain terpal biru) yang diperuntukkan bagi
seluruh rombongan dan para tentara yang ada. Namun tenang, di Pulau Berhala
masih tersedia listrik dari genset yang diisi dari sinar matahari dan angin. Jadi,
selamat datang di Pulau Berhala.
Terus apa yang menjadi daya tarik Pulau Berhala?
Ada 2 pulau lainnya yang mengapit Pulau Berhala yaitu Pulau Sokong
Bila dan Pulau Sokong Nenek. Kadang jika air laut surut, Pulau Berhala dengan
Pulau Sokong Nenek akan menyatu. Keindahan tiga gugusan pulau inilah yang jadi
daya tariknya. Pasir pantainya yang putih dengan batu-batuan besar juga jadi
daya tarik lainnya. Tidak hanya itu saja, ada juga mercusuar yang berada di
titik paling tinggi dari Pulau Berhala dan bisa melihat keindahan 360 derajat
Pulau Berhala. Paket keindahan matahari terbenam dan terbit juga bisa dinikmati
dari kedua sisi pantai Pulau Berhala.
Ketemu orang baru, kenal lalu akrab adalah hal yang selalu
menyenangkan saat ikut open trip.
Nyala api unggun saat makan malam dengan cerita baru dan permainan seru adalah
hal menyenangkan lainnya di Pulau Berhala malam itu. Malam yang sangat cerah
dengan ribuan bintang yang terlihat di atas pasir putih tempat berkumpul.
Hiburan musik, kembang api dan kegilaan dari peserta trip, melupakan segala
ketidaknyamanan perjalanan yang telah dilalui menuju ke Pulau Berhala. Pagi
hingga siang tadi.
Cukup 6 jam saya merasakan tidur di mess penginapan itu, dan
untungnya tidur cukup nyenyak akibat kelelahan perjalanan. Keinginan melihat
matahari terbit namun masih dihalau awan pagi dari balik Pulau Sokong Nenek.
Air laut sudah lebih tenang dibanding kemarin, sangat cocok untuk snorkeling,
melihat indahnya bawah laut Pulau Berhala. Selain snorkeling, agenda pagi hari setelah
sarapan adalah trekking melalui hutan ke mercusuar yang berada di bagian paling
atas dari Pulau Berhala. Ada lebih dari 800 anak tangga yang harus dilalui
untuk melihat keseluruhan pulau dan laut yang mengelilinginya dari bangunan
berlampu yang diresmikan 27 September 2012. Sampai dibagian atas mercusuar,
baru bisa mengatakan kalau perjalanan ini memang menyenangkan.
Turun dari mercusuar, air laut kembali surut dan berjalan kaki ke
Pulau Sokong Nenek adalah salah satu pilihan terbaik. Karakter Pulau Sokong
Nenek yang berbatu sangat mirip dengan pantai di Belitong (lokasi syuting film
Laskar Pelangi). Pulau Sokong Nenek hanya seluas lapangan basket, jadi saat
surut, kita bisa mengelilingi pulau dengan jalan kaki menyusuri batu-batu
besar. Sebenarnya ada juga fasilitas hiburan lain yang bisa digunakan antara
lain lapangan volley pantai, rumah pohon, dan ayunan pantai. Setidaknya
fasilitas itu bisa dinikmati ramai-ramai dan gratis tentunya. Ada juga
fasilitas yang berbayar yaitu berkeliling Pulau Berhala dan kedua pulau lainnya
dengan perahu karet marinir. Cukup bayar Rp 15 ribu/orang, kita bisa melihat
lebih dekat Pulau Sokong Nenek, Pulau Sokong Bila (ada gua di salah satu sisi
pulau), dan sisi lain dari Pulau Berhala.
Kembali ke daratan Sumatera setelah makan siang,
kapal tongkang yang serupa saat berangkat pun sudah menunggu di dermaga Pulau
Berhala. Beruntung air laut tidak seganas saat berangkat. Matahari sore yang
cukup terik dengan langit yang sangat cerah, menemani perjalanan kembali ke
Tanjung Beringin diselingi tawa cerita pengalaman 2 hari di Pulau Berhala. Itulah
sedikit cerita perjalanan ke Pulau Berhala, berangkat tidak nyaman, namun
pulang membawa banyak cerita dan pengalaman yang sangat menyenangkan.
Pesisir Tanjung Beringin
Dermaga Pulau Berhala
Kapal Tongkang yang Digunakan Menyeberang
Pos Pengamanan Pulau Terluar NKRI
Dermaga Pulau Berhala
Penjelasan Marinir Sebelum ke Penginapan
Tugu Kawasan Eco Marine Tourism Pulau Berhala
Suasana Camp Penginapan
Api Unggun
Rumah Pohon dan Ayunan Nyebur
Pulau Sokong Nenek
Dermana dari Kejauhan
Batu Pantai di Pulau Sokong Nenek
Batu Pantai Pulau Sokong Nenek
Mercusuar di Pulau Berhala
Jalan Setapak ke Mercusuar
Penampakan Pulau Sokong Bila dari Atas Mercusuar
Pulau Sokong Bila
Hutan di Pulau Berhala
Pemandangan dari Atas Mercusuar
Lampu Mercusuar
Keindahan Pulau Sokong Nenek
Pulau Sokong Nenek
Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pulau Berhala
Pantai Pasir Putih Pulau Berhala
It's Me...!!
-panca suwandika-
Terima kasih sudah ikut perjalanan kita, great post though :)
BalasHapus