Awalnya saya ragu-ragu saat dapat penawaran tiket pesawat murah dari
Medan ke Sydney yang hanya Rp 2.8 juta pulang pergi. Pertama, ragu pengurusan
visa yang susah & berpeluang untuk ditolak, kedua biaya hidup yang pastinya
mahal, dan ketiga dikasih cuti apa tidak ya?! Pasrah dan nekat, tiket pun saya
beli, hitung minta cuti 3 hari untuk perjalanan sendirian selama 5 hari ke Sydney
dan Canberra, Australia.
Pas ulang tahun melarikan diri dari kantor dengan jalan-jalan ke
Australia. Ide yang keluar gitu saja,
dan didukung tanggal promo tiket yang saya beli. Untung semuanya dilancarkan,
mulai dari urus visa, nabung buat ditukar ke Dolar Australia yang harganya naik
terus, pesan ho’s’tel backpacker yang murah buat 3 malam, dan merayu atasan
buat ijin cuti supaya disetujui. Semua beres, perjalanan
Medan-Kualalumpur-Sydney dengan hanya 1 tas backpack
dimulai, saat saya menerima banyak SMS, notifikasi dari akun media sosial
ucapan selamat ulang tahun. Yeayy, happy
birthday to me dan kadonya jalan-jalan ke Australia!
Matahari Terbit dari Pesawat (21 Agustus 2014)
Ini adalah rekor penerbangan terlama yang pernah saya jalani, 8 jam
dari Kuala Lumpur ke Sydney. Total lama perjalanan dari Medan hingga Sydney
termasuk transit di Kuala Lumpur sekitar 18 jam, berangkat jam 4 sore, tiba
besok pagi jam 10. Sampai bandara masih pegal, harus antri imigrasi, dan langsung
menuju Sydney Central dengan kereta api. Dari Sydney Central untuk mencari
George Street tidak susah, lokasi dimana ho’s’tel backpacker yang akan saya tempati
selama 3 malam yaitu 790 On George Backpackers. Masih sangat ngantuk, tapi
karena tidak mau buang waktu, setelah urusan check in dan makan siang selesai, saya kembali ke Sydney Central,
naik kereta api menuju ke Milsons Point. Rute hari pertama adalah jalan kaki
melintasi Harbour Bridge, The Rock, Sydney Opera House, menyeberang pakai kapal
ferry ke Manly Beach, dan kembali lagi ke Sydney.
Tiba di Stasiun Milsons Point, menuju ke The Rock dan Sydney Opera
House, harus jalan kaki melalui Harbour Bridge. Terus terang, tidak pernah
kebayang bisa melintasi dan mengunjungi dua hasil karya arsitektur terkenal
dunia, Harbour Bridge dan Sydney Opera House. Kuliah di arsitektur, saya hanya
bisa melihat foto dan membaca sejarah dan analisa bangunan tersebut dirancang
dan dibangun. Hasilnya, jauh lebih menakjubkan, karena saya bisa
mengabadikannya sendiri. Saya tidak terlalu lama di The Rock, lokasi awal berdirinya Kota
Sydney, hanya beberapa bangunan yang saya lihat dan sangat indah karena
bangunan lama tersebut yang masih terawat dengan baik, walaupun fungsinya telah
berubah. Saya ingat saran dari salah satu blog yang saya baca, pergilah ke
Manly Beach dengan kapal ferry siang hari, dan kembali ke Sydney sore hari
menjelang matahari terbenam, maka keindahan Harbour Bridge dan Sydney Opera
House akan terlihat jelas. Berangkat jam 2 siang dan hanya 2 jam saja saya
keliling di Manly Beach, pantainya bersih dan berpasir putih, yang berjarak
hanya 30 menit dengan ferry dari Sydney. Sepertinya jadwal ferry yang saya pilih
kembali ke Sydney sangat tepat. Matahari terbenam persis saat ferry melintasi
kedua bangunan fenomenal tersebut, dan sempurna. Perlahan lampu menyala
menghiasi bangunan sekitar termasuk Harbour Bridge dan Sydney Opera House, dan
suasana malam yang dingin di pinggir pelabuhan di Circulay Quay mulai ramai
pengunjung. Rute hari pertama, sukses!
Bersanding Harbour Bridge & Sydney Opera House
Manly
Sydney Opera House dari Harbour Bridge
The Rock
Depan Pylon Harbour Bridge
Tidak lengkap ke Australia kalau tidak ke Canberra, ibukota negara.
Kota yang jauh lebih kecil dan sepi dibandingkan Sydney ini, harus saya tempuh
dengan bus selama 3.5 jam dengan harga tiket 75 AUS$ pulang pergi. Rute hari
kedua dimulai berangkat jam 6 pagi adalah Gedung Parlemen, Museum Demokrasi,
dan Museum Perang Australia. Ketiga bangunan tersebut ternyata berada dalam
satu garis lurus sejajar dengan Danau Burley Griffin berada ditengahnya.
Canberra adalah kota yang dibangun sebagai pusat pemerintahan, jadi bangunan
yang ada lebih kaku dan simetris, namun juga memiliki taman kota dengan danau
yang sangat indah. Dengan alasan untuk menghemat dan didukung cuaca yang cerah,
saya memilih jalan kaki, walaupun ada sarana bus dalam kota dengan paket biaya
yang tidak murah tentunya. Hal yang paling seru adalah saat makan siang di
salah satu kedai di pinggir indahnya Danau Burley Griffin dengan angsa hitam
dan air mancur setinggi 50 meter persis di tengah danau. Si bus ‘tepat waktu’
mengantarkan saya kembali ke Sydney jam 6 sore, tanpa berhenti hingga tiba di
Sydney Central jam setengah 10 malam. Rute hari kedua, sukses juga!
Danau Burley Griffin
Satu garis Lurus Gedung Parlemen Lama & Museum Perang
dari Gedung Parlemen Baru
dari Gedung Parlemen Baru
Salah Satu Gedung Pemerintahan
Museum Perang
(Berada Satu Garis Lurus dengan Gedung Perlemen)
Taman di Danau Burley Griffin
Selanjutnya saya ingin ke Blue Mountain, yang katanya wajib mampir
kalau ke Sydney. Cuaca sebenarnya kurang mendukung, hujan lebat mulai dari
berangkat naik bus ke Blacktown lalu lanjut dengan kereta api selama sejam
lebih ke Katoomba. Rute hari ketiga adalah Blue Mountain, yang merupakan
kawasan konservasi alam paling terkenal di Australia dengan hutan sub tropis, 3
batu karang besar, The Three Sisters, dan pegunungan hijau gradasi biru akibat
dari gas yang keluar dari pohon eucalyptus. Hampir putus asa gara-gara hujan
yang tidak reda, setelah menunggu 2 jam lebih, akhirnya tiba-tiba kabut
menghilang sekitar 15 menit dan terlihat The Three Sisters dan pemandangan Blue
Mountain sebenarnya sebelum tertutup kabut dan hujan turun kembali.
Kalau mau ada banyak spot menarik di Katoomba, dan karena terlalu banyak,
butuh 2 hari untuk menyelesaikannya. Bisa beli tiket bus (trolley tours) untuk keliling Katoomba yang akan berhenti di
beberapa titik wisata dan akan lewat tiap 30 menit hingga 2 jam sekali. Memang
wisata di kawasan ini dikemas sangat menarik dan mudah dinikmati pengunjung.
Dengan paket tiket bus yang tadi saya beli, langsung bisa menikmati wahana
lainnya seperti skyway, railway, dan cableway. Untungnya semua sudah saya
coba, kecuali walkway, karena sudah
lelah jalan kaki. Ada juga Pusat Kebudayaan Aborigin (Aboriginal Center) yang
lumayan bisa dikunjungi saat menunggu bis. Walaupun sempat hujan, rute hari
ketiga, bisa dikatakan sukses!
Blue Mountain (The Three Sisters)
Salah Satu dari The Three Sisters
Selfie di Skywalk
Kalau di Bali ada Pantai Kuta dan di Lombok dengan Pantai Senggigi,
Sydney pun punya pantai andalan, apalagi kalau bukan Pantai Bondi. Pantai yang
juga ingin saya kunjungi gara-gara sering nonton Bondi Rescue di Nat Geo
Adventure. Pantai landai, berpasir putih dan halus, dengan ombak yang cukup
tinggi, adalah favorit di Sydney. Jadilah Pantai Bondi sebagai rute hari keempat
atau terakhir sebelum balik ke Indonesia. Setelah check out, sarapan dan menitipkan carrier di loker sewaan (5
AUS$), saya berangkat jam 9 pagi dari Sydney Central menuju Bondi Junction dan
dilanjutkan naik bus ke Bondi Beach. Tidak seperti kemarin, cuaca Sydney kali
ini sangat bersahabat, cerah! Sebenarnya Bulan Agustus masih musim dingin, tapi
tidak separah Bulan Juli. Bondi Beach mulai ramai menjelang siang, dan jika
ingin lihat Bondi Beach secara keseluruhan adalah dari atas bukit batu di ujung
utara pantai atau ujung selatan, dan pemandangannya sempurna. Rute terakhir
sukses lagi!
Bondi Beach
Kembali ke Sydney, kebetulan masih ada waktu sebelum penerbangan
kembali ke Indonesia malam hari, saya pakai untuk jalan ke Paddy’s Market dan
China Town sambil beli oleh-oleh dan menikmati makanan khas Asia dengan nasi.
Maklum selama 3 hari sebelumnya tidak merasakan nasi untuk sarapan, makan siang
dan malam. Misi perjalanan sendirian selama 4 hari di Sydney selesai.
Walaupun masih banyak tempat yang belum sempat dikunjungi, tapi
setidaknya masih ada cerita dan foto yang bisa dibagi. Total biaya Rp 9 juta
termasuk tiket pesawat, akomodasi, transportasi, makan, biaya visa, tiket masuk
tempat wisata hingga beli sedikit titipan oleh-oleh. Perjalanan sendirian
selama 5 hari Sydney dan Canberra akhirnya bisa membawa saya untuk melihat
lebih dekat dan mengabadikan negara lain yang lebih maju, disiplin, teratur
namun tidak lebih indah dari Indonesia.
-panca suwandika-
Salam Backpak bang
BalasHapusCerita backpacknya simpel and menarik jadi pengen kesana juga nih,
Info pengurusan Visanya dong :)
Trima kasih
Erik
Halo Mas Erik. Terima kasih sudha membaca.
HapusUntuk pengurusan VISA ke Australia saya dibantu travel agent di Medan. Sata itu saya diminta syarat nya :
- Passport
- Copy pemesanan tiket pesawat dan hotel
- Surat keterangan kerja
- Itinerary (supaya leih meyakinkan kalau kita jalan-jalan kesana)
- Copy buku tabungan 3 bulan terakhir (infonya setidaknya ada saldo min. Rp 30 juta) hhmmm gak tau persis harus berapa, tapi nilai itu yang sering diinfokan oleh bberapa pihak kesaya
VISA dikeluarkan untuk 30 hari dan lama pengurusan VIS selama kurang lebih 3 minggu tanpa wawancara.
Semoga berguna.
Nice share mas.. Perjalanan dadakan & spontan emang lebih seru deh. Pengen banget someday bisa travelling solo.
BalasHapusThanks for sharing mas. Keep posting ya :)
Terima kasih sudah membaca.
HapusLagi blog walking dan nemu blog ini.
BalasHapusTerima kasih udah sharing pengalamannya.
Dan permisi, sekalian numpang link. Siapa tahu bermanfaat! Thank you.
Australia kasih 1000 Working and Holiday Visa Pertahun untuk orang Indonesia!!
https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/04/working-and-holiday-visa-australia-for.html?m=1
Tips and Tricks cari kerja di Australia
https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/05/tips-and-trick-cari-kerja-di-australia.html?m=0
Skydiving Murah di Australia
https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/08/skydiving-murah-di-australia.html?m=1
Main ski dan snowboarding ala backpacker
https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/08/main-ski-dan-snowboarding-ala.html?m=1
ceritanya menarik, saya juga rencana ke sydney maret 2017. Boleh tanya mas utk transportasi lebih murah dan mudah menggunakan apa ya? apakah petunjuk arahnya jelas, lalu kira2 biaya hidup perhari nya berapa?
BalasHapusMohon infonya ya mas soalnya sy jg solo travelling kesana.. terima kasih :)
Saya banyak gunakan kereta (kalau di Indonesia KRL). Arahnya sangat jelas dan bisa dibilang lengkap dan murah. Saat saya ke Canberra dari Sydney, saya gunakan bus berangkat pagi sekitar jam 7. Busnya sangat nyaman dan bersih. Agak mahal sih, tapi itu transport yg paling murah yang saya temukan. Perhari untuk makan dan minum bisa sekitar 10 Aus$/orang. Minum bisa dari keran (karena sudah bisa diminum). Semoga membantu.
Hapus