Songeneb? apaan tuh? dalam Bahasa Madura berarti Sumenep, sebuah kota yang juga nama kabupaten paling timur di Pulau Madura. Ini cerita perjalanan saya Bulan April 2011 lalu tepatnya tanggal 12, berkeliling Pulau Madura, mulai dari kota paling barat yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga terdamparlah di kota yang berlambang naga dan kuda terbang, Sumenep. Kesempatan berkeliling di kota yang bersih ini langsung menuju ke salah satu bangunan bersejarah di pusat kota yaitu Keraton Sumenep, kebanggaan warga Sumenep dan Madura pada umumnya.
Dibangun tahun 1762, kompleks Keraton Sumenep terdiri dari beberapa bangunan dengan corak perpaduan bangunan China, Jawa, Eropa dan Islam. Kini beberapa bangunan masih digunakan oleh pemerintah setempat untuk kegiatan yang bersifat resmi seperti pelantikan pejabat, jamuan tamu kehormatan dll. Namun kini masyarakat pun masih bisa menikmati keindahan bangunan dan interiornya karena hanya dengan membayar Rp 5.000,- kita bisa masuk ke Keraton Sumenep yang juga sudah dijadikan museum dengan beragam informasi mengenai perkembangan Keraton Sumenep dari jaman ke jaman.
Ada beberapa bangunan utama di Keraton Sumenep ini, mulai dari bagian luar keraton terdapat bangunan museum dan kantor administrasi museum. Persis di bagian depan bangunan museum terdapat bangunan bercorak China dengan warna kuning dan jingga yang dipergunakan sebagai kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Sumenep. Gerbang menuju bagian dalam keraton terletak di kanan kiri bangunan ini, salah satunya adalah Gerbang Labang Mesem, berupa pintu gerbang yang cukup besar dan tinggi, artinya pintu gerbang tersenyum yang melambangkan kesan ramah tamah agar masyarakat datang kembali ke keraton.
Masuk ke bagian dalam keraton langsung terlihat bangunan panjang yang merupakan bangunan utama Keraton Sumenep ini yang salah satunya adalah Pendopo Agung. Bangunan inilah yang hingga saat ini masih digunakan untuk acara resmi pemerintahan. Sebelum melihat Pendopo Agung, dibagian kiri terdapat bangunan dengan pilar besar bergaya Eropa dengan atap pelana yang disebut Kantor Koneng. Bangunan yang sangat sederhana ini dulunya adalah kantor untuk para raja dan kini dijadikan museum kedua yang menyimpan berbagai macam benda pusaka Keraton Sumenep mulai dari senjata, arca, guci, keramik, hingga perabotan yang dulunya digunakan oleh raja-raja yang pernah berkuasa di Sumenep.
Setelah melihat-lihat isi bagian dalam dari bangunan Kantor Koneng, berjarak sekitar 20 meter menuju ke bangunan utama dari Keraton Sumenep. Bangunan berbentuk huruf H terbalik dimana pada bagian utara merupakan tempat beristirahat raja, ratu dan anak-anaknya serta pengawal kerajaan. Dibagian selatan terdapat bangunan pendopo dengan konsep wantilan (bangunan hanya pilar tanpa dinding). Keduanya dihubungkan oleh selasar lebar dengan dihiasi lampu gantung khas Madura dan guci China. Pilar-pilar dan jendela kayu berukuran besar menjadikan bangunan utama ini bercorak Eropa. Namun unsur pengaruh China terlihat dari bentuk bagian atas bangunan bertingkat dua. Ukiran khas Madura terlihat pada pintu masuk ke ruang tidur raja dan ratu. Sementara itu pilar utama bangunan pendopo juga menggunakan corak ukiran yang sama dengan dominan warna merah dan emas.
Setelah melihat-lihat isi bagian dalam dari bangunan Kantor Koneng, berjarak sekitar 20 meter menuju ke bangunan utama dari Keraton Sumenep. Bangunan berbentuk huruf H terbalik dimana pada bagian utara merupakan tempat beristirahat raja, ratu dan anak-anaknya serta pengawal kerajaan. Dibagian selatan terdapat bangunan pendopo dengan konsep wantilan (bangunan hanya pilar tanpa dinding). Keduanya dihubungkan oleh selasar lebar dengan dihiasi lampu gantung khas Madura dan guci China. Pilar-pilar dan jendela kayu berukuran besar menjadikan bangunan utama ini bercorak Eropa. Namun unsur pengaruh China terlihat dari bentuk bagian atas bangunan bertingkat dua. Ukiran khas Madura terlihat pada pintu masuk ke ruang tidur raja dan ratu. Sementara itu pilar utama bangunan pendopo juga menggunakan corak ukiran yang sama dengan dominan warna merah dan emas.
Beberapa hal yang unik yang juga terdapat di areal keraton diantaranya bangunan lonceng yang berfungsi sebagai alat komunikasi massal di dalam keraton serta batu yang berisi air sebagai tempat minum kuda raja.
Disebelah timur bangunan utama keraton terdapat tempat pemandian (kolam) yang sering digunakan oleh ratu, selir dan keluarga raja yang disebut dengan Taman Sare. Kolam air tawar yang besar dikelilingi pepohonan yang rimbun serta terdapat juga beberapa bangunan gazebo masih terjaga dengan baik. Nah jika berdiri dari bagian atas dari Labang Mesem (gerbang besar keraton), bisa terlihat Taman Sare ini dengan jelas. Dari sinilah beberapa orang juga bilang, pintu gerbang dengan sebutan Labang Mesem, karena raja berdiri diatas pintu besar sambil senyum-senyum melihat ratu dan para selirnya mandi di Taman Sare. Wah ternyata maksudnya itu juga toh.. :)
Ternyata ada keraton indah yang layak sekali untuk dikunjungi di Kota Songeneb alias Sumenep.
Disebelah timur bangunan utama keraton terdapat tempat pemandian (kolam) yang sering digunakan oleh ratu, selir dan keluarga raja yang disebut dengan Taman Sare. Kolam air tawar yang besar dikelilingi pepohonan yang rimbun serta terdapat juga beberapa bangunan gazebo masih terjaga dengan baik. Nah jika berdiri dari bagian atas dari Labang Mesem (gerbang besar keraton), bisa terlihat Taman Sare ini dengan jelas. Dari sinilah beberapa orang juga bilang, pintu gerbang dengan sebutan Labang Mesem, karena raja berdiri diatas pintu besar sambil senyum-senyum melihat ratu dan para selirnya mandi di Taman Sare. Wah ternyata maksudnya itu juga toh.. :)
Ternyata ada keraton indah yang layak sekali untuk dikunjungi di Kota Songeneb alias Sumenep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar