Selasa, 21 Juni 2011

Arsitektur Tradisional Desa Adat Nyalian Bali



Desa Nyalian, sebuah desa yang berada di timur Pulau Bali ini memiliki beragam keunikan arsitektur tradisional Bali. Bagaimana keunikan dari wajah arsitektur desa ini ?
Desa yang terletak 46 kilometer sebelah timur Kota Denpasar atau sekitar 12 kilometer kearah barat Kota Semarapura, termasuk kedalam wilayah Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali. Dengan jumlah penduduk lebih dari 4.616 jiwa (1.039 kepala keluarga), Desa Nyalian masih menerapkan konsepsi-konsepsi yang berdasarkan atas kepercayaan yang dimiliki masyarakat setempat. Hal tersebut dapat dilihat pada struktur budaya setempat yang ada, baik itu mengenai keadaan penduduk, alam maupun fisik yang berupa bangunan dan bentuk permukiman yang terdapat di desa tersebut.

Dengan kondisi alam yang sejuk dan sebagian besar berupa lahan pertanian, memberikan dampak dalam pembentukkan wajah arsitektur Desa Nyalian. Selain itu pengaruh tata nilai ritual yang dianut masyarakatnya (Agama Hindu) menjadi pengaruh yang sangat kuat seperti halnya yang pada umumnya terjadi pada desa-desa di Bali.
Pola Desa yang Unik
Agama Hindu yang dianut sebagian besar masyarakat Desa Nyalian adalah merupakan sumber inspirasi budaya serta sumber sikap hidup masyarakat. Dengan demikian, personifikasi Tuhan telah melahirkan penerapan konsepsi Tri Hita Karana yaitu tiga sebab atau unsur pada alam dan manusia yang menjadikan landasan kesempurnaan hidup yaitu jiwa, tenaga dan fisik, sebagai dasar falsafah penentuan pola tata ruang desa.
Bertolak dari konsepsi Tri Hita Karana inilah, pola tata ruang dibagi menjadi tiga yaitu “utama-madya-nista” dengan peruntukkan masing-masing yaitu :
Zone Utama, yaitu pada daerah ujung utara desa dimana pada daerah ini ditempatkan fasilitas-fasilitas kegiatan spiritual berupa pura, antara lain : Pura Puseh, Pura Desa dan Pura Bale Agung. Berdasarkan pada konsepsi Hindu dan kepercayaan masyarakat dimana arah utara merupakan arah yang suci sehingga pada areal ini dipergunakan untuk bangunan-bangunan yang disucikan.


Zone Madya, dimana pada zone ini merupakan pusat orientasi desa berupa Pempatan Agung (Catus Patha). Selain itu pada zone ini juga terdapat fasilitas umum seperti kantor kepala desa, kantor LPD, wantilan dan pasar. Selain itu pada zone ini juga terdapat Puri Nyalian sebagai pusat pemerintahan dulu.

Zone Nista, pada zone ini merupakan penyediaan fasilitas kegiatan sehari-hari dan perumahan penduduk. Pada zone ini juga terdapat setra (kuburan) dan Pura Dalem sebagai salah satu dari Pura Kahyangan Tiga. Sementara itu permukiman penduduk Desa Nyalian berpola linear yang mengikuti jalur jalan. Selain itu akibat dari adanya perkembangan jumlah penduduk, terjadi penyebaran permukiman penduduk ke arah selatan dan barat desa.
Pola Pekarangan Rumah Tinggal
Pada prinsipnya pola pekarangan di Desa Nyalian memiliki suatu keunikan tersendiri yang berbeda dengan pola pekarangan rumah tinggal tradisional Bali pada umumnya yaitu menggunakan konsepsi Sanga Mandala. Pola pekarangan di Desa Nyalian menggunakan konsepsi Tri Madala yaitu dimana pada suatu pekarangan dibagi menjadi tiga zone atau bagian yaitu utama, madya dan nista. Pola Tri Mandala ini timbul diakibatkan karena karakteristik dari keadaan geografis Desa Nyalian yang berada di dataran tinggi yang bertransis miring sehingga berpengaruh pada pola pekarangan rumah penduduk.
Pembagian dari zone-zone tersebut adalah sebagi berikut :
Zone Nista
Pada zone ini adalah zone penerimaan tamu yang pertama (pintu masuk) serta digunakan untuk kegiatan yang melibatkan banyak orang. Pada zone ini berupa lahan kosong dengan beberapa bangunan tempat tinggal yang diperuntukkan bagi tamu.
Zone Madya
Pada zone madya inilah yang merupakan area yang paling sering dipergunakan untuk aktifitas sehari-hari. Didahului dengan tangga dan Candi Bentar yang sederhana terdapat beberapa bangunan dalamnya yaitu bale kantoran, bale gede (bangunan untuk kegiatan keagamaan), paon (dapur), bale gong, gedong, loji (ruang keluarga) dan bale paebat. Pada zone inilah yang menggunakan konsep Sanga Mandala, dimana area yang ada dibagi menjadi sembilan bagian dengan bagian timur laut menjadi bagian yang paling suci.
Zone Utama
Pada Zone utama ini merupakan zone untuk tempat suci (merajan). Terdiri dari dua jenis merajan yaitu merajan keluarga dan pura panti yang dibuat bagi sanak keluarga yang telah berkeluarga namun tidak tinggal lagi di rumah tersebut (merantau).

Itulah sedikit keunikan dari Desa Nyalian, sebuah desa yang tetap menjaga kelestarian unsur-unsur budaya masyarakat yang berlandaskan ajaran Agama Hindu, ditengah banyaknya pengaruh budaya luar yang masuk.
(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar