Senin, 06 Mei 2013

Penang Island, The Truly Malaysia

Kalau jargon iklan pariwisata Malaysia yang mengatakan "Malaysia, Truly Asia", bisa saya katakan kalau Penang Island adalah "Truly Malaysia". Sebuah pulau kecil di bagian barat semenanjung Malaysia yang memiliki nilai jual pariwisata yang memukau dan patut ditiru oleh Indonesia. Hal itulah yang salah satunya membuat saya kepingin untuk jalan-jalan ke pulau dengan ibukota Georgetown ini.
Tidak lebih dari 200 km persegi, Pulau Penang merupakan salah satu dari negara bagian Malaysia yang paling kecil. Dihubungkan oleh jembatan terpanjang di Asia Tenggara, Penang Bridge, ke wilayah Malaysia daratan, yang juga menjadi lambang dari wilayah ini. Keuntungan tinggal sementara di Medan, saya gunakan waktu selama 3 hari untuk melihat langsung objek wisata yang ada di pulau ini. Kalau dihitung-hitung, tidak lebih dari 2 juta saya habiskan untuk jalan-jalan kali ini.


26 April 2013.

Berangkat dari Medan jam 18.50 WIB, pesawat berwarna putih dan merah khas salah satu maskapai penerbangan menuju ke Bandara Internasional Penang. Hanya sekitar 30 menit, ban pesawat pun menyentuh landasan bandara. Bertambahlah lagi stempel passport saya yang berisi tulisan "LT. Pulau Pinang" dan saya langsung mencari bus untuk mengantarkan ke hotel yang terletak di jalan Lebuh Chulia. 
Ini kali pertama saya ke Pulau Penang, Malaysia dan sendiri pula. Memang perjalanan ini saya rencanakan hanya 2 minggu, mulai cari tiket dan hotel via online. Ternyata di satu pesawat tadi, banyak juga orang Indonesia yang ke Penang dengan berbagai tujuan. Paling banyak menurut info adalah untuk berobat dan bisnis. Oleh orang Indonesia, khususnya dari wilayah Sumatera, Penang memiliki layanan pengobatan yang terbaik dan murah jika dibandingkan dengan di Indonesia ataupun Singapura. Tak heran jika salah satu maskapai membuka rute Medan-Penang tiap hari melihat dari banyaknya kunjungan orang Indonesia ke Penang. 
Melanjutkan perjalanan ke Kota Georgetown dengan naik Bus Rapid 401E tiket seharga 2.7 RM, selama 30 menit tibalah saya di terminal utama. Menuju hotel, saya harus lihat Mr. Google Map dan ternyata hotel saya berjarak sekitar 500 meter. Terpaksa untuk irit ongkos, saya jalan kaki menuju hotel sekitar 10 menit. Hotel Chulia Heritage, terletak di Jalan Lebuh Chulia merupakan hotel lama yang di restorasi menjadi hotel lebih modern, bersih dan tidak meninggalkan identitas bangunan sebelumnya. Sungguh hebat!
Saya dapat kamar di lantai 2 dan ternyata konstruksinya masih menggunakan kayu. Karena itulah untuk kamar standar di lantai 2 menggunakan kamar mandi bersama. Sekali lagi ini gara-gara irit biaya karena 2 malam hanya 130 RM. Tapi jangan salah, hotel ini sangat bersih, sampai-sampai penghuni hotel diwajibkan melepas alas kaki untuk naik ke lantai 2. Pilihan hotel yang sangat sempurna.

27 April 2013.
Rencana hari ini memang sangat padat. Berhubung saya hanya punya waktu satu setengah hari untuk keliling pulau, mengunjungi objek wisata yang sudah saya buat daftarnya. Bangun jam 6 pagi, ternyata masih gelap dan hujan pun turun dengan tidak bersalahnya. Khawatir rencana saya gagal hari ini, saya pun menunggu hingga hujan sedikit reda, tapi hingga jam setengah delapan, hujan sepertinya enggan berhenti. Nekat, terobos hujan, saya jalan kaki menyusuri Jalan Lebuh Chulia, terus ke Jalan Penang akhirnya saya tiba di Terminal Komtar. Tujuan awal saya adalah ke Kek Lok Si Tempel yang berada di Penang Hill. Nah, satu lagi enaknya jalan-jalan di Pulau Penang adalah sangat mudah mendapatkan transportasi umum. Kita tidak perlu sewa kendaraan atau naik taksi, cukup naik bus Rapid, sarana transportasi kebanggaan masyarakat Penang. Tarif paling mahal adalah 2.7 RM atau sekitar Rp 9.000,- untuk rute terjauh. Saya ke Kek Lok Si Tempel naik bus 201, hanya 2 RM dan tiba di Air Itam Market. Memang sepertinya saya kepagian untuk mengunjungi kuil ini, banyak toko cinderamata yang masih belum buka. Tapi kalau baca di salah satu website, kuil sudah dibuka jam 9 pagi. 
Jalan kaki menuju kuil melalui beberapa anak tangga di gang toko cinderamata, tiba juga di kuil pertama. Ternyata ini merupakan kompleks kuil dengan beberapa kuil diantaranya Kek Lok Si Temple. Untuk masuk ke beberapa kuil, harus menyiapkan uang sekitar 32 RM untuk bayar tiket lift ke kuil paling atas dan tiket masuk. Paling atas dari kompleks ini  adalah patung Dewi Kuan Im yang sangat besar. Dari pelataran ini, juga bisa dilihat Kota Georgetown dengan gedung pencakar langitnya. 
Saatnya makan siang dan pilihan saya adalah Mie Tom Yam dan Ais Kacang di Air Itam Market cuma 4.5 RM. Cukup melihat-lihat kuil indah ini, saya kembali ke Terminal Komtar dengan bus 103 dan lanjut naik bus 101 untuk turun di terminal Balai Polis Pulau Tikus (Kantor Polisi Balai Tikus), total hanya 3.4 RM. Tujuan saya selanjutnya adalah Kuil Sleeping Budha dan Dhammesika Betong Vihar. Jalan kaki sekitar 100 meter, sampai juga di Sleeping Budha temple. Ternyata di dalam kuil sederhana ini, terdapat patung raksasa Budha yang sedang tertidur. Di bagian belakang kuil adalah tempat penyimpanan abu sisa pembakaran jasad beberapa warga umat Budha. Berseberangan dengan Sleeping Budha Temple, ada Dhammesika Betong Vihar. Vihara dengan desain bangunan sangat indah, terdapat ukiran hampir diseluruh bagian interior hingga atap bangunan. 
Kembali saya ke terminal Balai Polis Pulau Tikus untuk naik bus 101 ke tujuan saya selanjutnya yaitu Pantai Batu Feringghi, hanya 2 RM. Sekitar 30 menit perjalanan ke arah sisi barat dari Pulau Penang, tiba juga di Terminal Batu Feringghi. Menuju pantai melalui gang antar hotel berbintang di kanan kiri penjual cinderamata yang tidak terlalu aktif menjual dagangannya. Pantai pasir putih dengan pohon pinus disepanjang pantai hingga berakhir di gugusan batu persis seperti di film Laskar Pelangi. Jika mau liburan mewah di Penang, sebaiknya pilihlah hotel di sekitar Batu Feringghi, atau kalau mau menambah sensasi, pilihlah menginap di Hard Rock Hotel Penang. 
Sebelum jam 6 sore, saya putuskan untuk kembali ke Komtar naik bus 102 hanya 2 RM. Sampai di Komtar, saya kembali jalan kaki menuju hotel. Di jalan Penang, saya lihat salah satu warung penjual nasi kandar yang sangat ramai. Ternyata itulah restoran nasi kandar yang terkenal di Penang yaitu Line Clear Restaurant dengan menu spesial nasi kandar khas India Selatan. Selamat makan.

28 April 2013.
Hari terakhir saya di Penang, rencana saya hari ini adalah mengelilingi Kota Tua Georgetown, ibukota dari Negara Bagian Penang. Kota pelabuhan dengan banyak bangunan bergaya arsitektur Eropa yang telah ditetapkan menjadi World Heritage Site tahun 2008 oleh UNESCO. Menyusuri kota indah ini ada banyak pilihan, bisa dengan shuttle bus gratis CAT, sewa sepeda, becak atau berjalan kaki. Pilihan saya tentu berjalan kaki, karena cuacanya tidak terlalu panas dan malas menunggu shuttle bus CAT yang baru muncul tiap 30 menit. 
Jalan menyusuri Jalan Penang-Jalan Sultan Ahmad Shah hingga tiba di Gereja St. George yang sangat indah. Kota lama makin terasa saat masuk ke Jalan Kecil Lebuh China hingga saya sampai di Malayan Railway Building. Sempat heran kenapa di jalan ini tidak ada kendaraan bermotor lewat, ternyata Hari Minggu adalah Car Free Day dan sepanjang Jalan Lebuh Pantai adalah lokasinya. Bangunan lama khas Eropa yang sudah berubah fungsi namun tetap terjaga keasliannya menyuguhkan keindahan sesungguhnya Kota Georgetown. Saya pun sempatkan sarapan di Kop Tan White Coffee Resto di ujung jalan Lebuh Pantai. Chicken Slide Cheese Toast dengan secangkir White Cofee Hot sangat nikmat, hanya 8.6 RM dan resto ini saya rekomendasikan untuk dikunjungi di Penang. 
Sebelum ke Little India, saya sempatkan ke Fort Cornwallis di utara Pulau Penang. Fort Cornwallis dibangun tahun 1786 yang merupakan benteng pertahanan Inggris saat menguasai Pulau Penang. Tersisa mercusuar, meriam dan ruang penjara di benteng yang bersebelahan dengan taman kota lama Georgetown. 
Melalui Jalan Masjid Kapitan Keling saya melihat sebuah kuil kecil Hindu di persimpangan jalan. Akhirnya saya mampir untuk membeli dupa dan bunga selanjutnya berdoa di patung Ganesha dan Dewi Sarasvati. Tidak mengira ternyata jalan ini sangat dekat dengan hotel tempat saya menginap. Sekitar 100 meter terdapat Masjid Kapitan Keling, masjid terbesar di Pulau Penang. Di sekitarnya terdapat banyak Vihara, Klenteng, dan Kuil Hindu. Terdapat pula satu masjid yaitu Masjid Melayu Lebuh Aceh di ujung jalan Lebuh Cannon. 
Di daerah inilah banyak bisa ditemui toko cinderamata unik khas Pulau Penang yang dijual dengan harga murah. Sebelum kembali ke hotel untuk check out, saya sempatkan ke salah satu kedai minum anak muda di Jalan Lebuh Chulia yang banyak dikunjungi wisatawan asing. 
Saatnya untuk balik ke Medan, pesawat jam 6 sore, jalan kaki ke Komtar melalui Jalan Penang. Sebelum sampai Komtar, saya beli beberapa oleh-oleh makanan khas Penang. Bus 401E, hanya 2.7 RM mengantarkan saya dari Komtar ke Bandara Internasional Penang. 

Ada satu hal yang sesungguhnya bisa ditiru oleh Indonesia dari pulau kecil Penang. Melihat dari potensinya, Pulau Penang menjelma menjadi tujuan wisata favorit di Malaysia. Sarana transportasi umum yang mudah dan murah, menjadi salah satu keunggulannya. Bukan hanya itu, fasilitas kesehatan yang lengkap dan murah menjadi daya tarik pemasukkan devisa bagi Malaysia dan didukung rute penerbangan dari berbagai negara yang menawarkan harga murah, mempermudah wisatawan berkunjung.
Pulau Penang tidak  lebih indah dibandingkan objek wisata di Indonesia seperti Pulau Bali atau Pulau Lombok. Tapi manajemen sarana transportasi umum, marketing pariwisata dan sarana penunjang lainnya, yang mengalahkannya.

-panca suwandika-

 Jalan Burmah
Jalan Penang
Hotel Chulia Heritage
Jalan Lebuh Pantai, Georgetown
Jalan Lebuh China, Georgetown
Mahkamah Tinggi, Georgetown
Penarik Becak Georgetown
Kek Lok Si Temple
Kuan Im Temple
Kuan Im Temple
Gazebo di Kuan Im Temple
High Rise Building from Kek Lok Si Temple
Sleeping Budha Temple
Pita Keberuntungan
Batu Ferigghi Beach
Batu Feringghi Beach
Batu Feringghi Beach
270413
St. George Church (1818)
Masjid Kapitan Keling
Cheah Si Sek Tek Tong
Bunga Kuil Hindu
Burung Gagak di Taman Kota Lama Georgetown
Souvenir Shop Georgetown
Pantai Depan Fort Cornwallis

2 komentar: