Kamis, 16 Januari 2014

Pulau Berhala, Titik Hijau di Selat Malaka

Kalau ditanya apa tempat wisata yang kamu kenal di Sumatera Utara, saya yakin hampir 100% jawaban adalah Danau Toba dengan Pulau Samosir-nya. Memang Danau Toba adalah hal yang wajib dikunjungi kalau sudah ke Sumatera Utara. Tapi kalau diberikan alternatif lain, kenapa tidak dicoba ke salah satu pulau yang lokasinya berada di titik terluar Indonesia. Di Selat Malaka,  tepatnya berada di perairan terluar Indonesia, tidak berpenghuni (kecuali oleh tentara Angkatan Laut Indonesia), ada salah satu pulau yang kini menjadi tujuan wisata yang cukup menarik. Pulau Berhala, kalau dilihat di peta, hampir tidak kelihatan, terkadang bahkan hanya berupa titik hijau di tengah warna biru Selat Malaka. Kesanalah tujuan saya selama 2 hari, melihat Indonesia dari sisi terluarnya.
 Selat Malaka antara Pulau Berhala dan Pulau Sokong Nenek
Pulau Berhala memang belum dikenal, tapi beberapa anak muda di Medan yang memang suka jalan-jalan membuka jasa tur perjalanan (travel agent) ke Pulau Berhala selama 2 hari dengan biaya yang sangat terjangkau (Rp 400rb/orang, sudah termasuk biaya perjalanan, penginapan dan makan 2 hari). Persis seperti perjalanan saya ke Pulau Bira di Kepulauan Seribu, perjalanan ke Pulau Berhala belum dikelola dengan profesional. Padahal potensi untuk menambah pendapatan penduduk setempat sangat besar. Namanya juga jalan-jalan dengan biaya murah dan saling berbagi (alias sharing) jadi peserta yang ikut serta juga cukup banyak. Dari awal daftar, panitia sudah memberikan peringatan kalau perjalanan ini bukan perjalanan yang nyaman tapi akan terasa menyenangkan. Sempat bingung, tidak nyaman tapi menyenangkan, koq bisa?
Bulan November hingga Februari, bukanlah waktu yang disarankan untuk pergi ke Pulau Berhala. Terkadang cuaca bisa sangat buruk disertai hujan lebat. Tapi karena ikutan open trip mau tidak mau berangkat juga ke Pulau Berhala tanggal 4-5 Januari 2014 lalu. Infonya ada 35 peserta yang ikutan perjalanan ini, lebih banyak dari trip ke Pulau Bira lalu. Kumpul jam 7 tapi baru berangkat jam 9 pagi dari Stadion Teladan Medan, rombongan dengan 3 mini bus langsung menuju ke Tanjung Beringin, lokasi pelabuhan untuk penyeberangan ke Pulau Berhala. Pulau dengan luas 2.5 km persegi ini, termasuk ke Kabupaten Sergei Bedagai dan jaraknya 25 mil dari ibukota Kecamatan Tanjung Beringin atau 3 jam lama penyeberangan dengan kapal yang akan dipakai. Tidak ada kapal penumpang resmi ke Pulau Berhala, jadi hanya ada kapal tongkang nelayan untuk mencari ikan, yang dapat dipakai ke Pulau Berhala. Inilah awal perjalanan yang dibilang tidak nyaman itu, duduk lesehan dibagian depan kapal dengan alas kain terpal, tanpa penutup bagian atas dan suara bising mesin kapal selama 3 jam. Tapi perjalanan harus tetap lanjut dan dinikmati, demi untuk menginjakkan kaki ke Pulau Berhala.
Perjalanan diawali dengan hujan lebat sebelum masuk ke pelabuhan, tapi beruntung langsung berhenti sesaat sebelum kapal berangkat. Menunggu agar air pasang selama 1 jam, akhirnya kapal berangkat juga dari aliran sungai hingga bertemu dengan gelombang tinggi perairan Selat Malaka. Gerbang Pulau Berhala dengan 2 orang marinir angkatan laut akhirnya menyapa rombongan tepat jam setengah 5 sore, terlambat dari jadwal karena kondisi alam yang kurang bersahabat tadi. Terlihat juga tugu dengan gambar Garuda Pancasila dan bendera Sang Merah Putih yang berkibar sebagai petanda bahwa Pulau Berhala adalah milik NKRI. Air pasang sore itu menutup bagian pantai di sisi dermaga yang mengharuskan rombongan untuk jalan kaki naik beberapa anak tangga ke mess penginapan. Akhirnya jumpa juga dengan ketidaknyamanan yang kedua dari perjalanan ini, penginapan dengan kamar besar dan muat 30 orang. Hanya ada beberapa tempat tidur tingkat dengan kasur namun tanpa bantal dan selimut, sisanya hanya tempat tidur, jauh dari kata empuk, yang memang khusus untuk tentara. Jadi siapa cepat, dia akan dapat tempat tidur yang nyaman. Ketidaknyamanan yang terkahir adalah antri saat mau ke kamar mandi. Jadi mess penginapan ini hanya menyediakan 2 kamar mandi tanpa daun pintu (penutup pakai kain terpal biru) yang diperuntukkan bagi seluruh rombongan dan para tentara yang ada. Namun tenang, di Pulau Berhala masih tersedia listrik dari genset yang diisi dari sinar matahari dan angin. Jadi, selamat datang di Pulau Berhala.
Terus apa yang menjadi daya tarik Pulau Berhala?
Ada 2 pulau lainnya yang mengapit Pulau Berhala yaitu Pulau Sokong Bila dan Pulau Sokong Nenek. Kadang jika air laut surut, Pulau Berhala dengan Pulau Sokong Nenek akan menyatu. Keindahan tiga gugusan pulau inilah yang jadi daya tariknya. Pasir pantainya yang putih dengan batu-batuan besar juga jadi daya tarik lainnya. Tidak hanya itu saja, ada juga mercusuar yang berada di titik paling tinggi dari Pulau Berhala dan bisa melihat keindahan 360 derajat Pulau Berhala. Paket keindahan matahari terbenam dan terbit juga bisa dinikmati dari kedua sisi pantai Pulau Berhala.
Ketemu orang baru, kenal lalu akrab adalah hal yang selalu menyenangkan saat ikut open trip. Nyala api unggun saat makan malam dengan cerita baru dan permainan seru adalah hal menyenangkan lainnya di Pulau Berhala malam itu. Malam yang sangat cerah dengan ribuan bintang yang terlihat di atas pasir putih tempat berkumpul. Hiburan musik, kembang api dan kegilaan dari peserta trip, melupakan segala ketidaknyamanan perjalanan yang telah dilalui menuju ke Pulau Berhala. Pagi hingga siang tadi.
Cukup 6 jam saya merasakan tidur di mess penginapan itu, dan untungnya tidur cukup nyenyak akibat kelelahan perjalanan. Keinginan melihat matahari terbit namun masih dihalau awan pagi dari balik Pulau Sokong Nenek. Air laut sudah lebih tenang dibanding kemarin, sangat cocok untuk snorkeling, melihat indahnya bawah laut Pulau Berhala. Selain snorkeling, agenda pagi hari setelah sarapan adalah trekking melalui hutan ke mercusuar yang berada di bagian paling atas dari Pulau Berhala. Ada lebih dari 800 anak tangga yang harus dilalui untuk melihat keseluruhan pulau dan laut yang mengelilinginya dari bangunan berlampu yang diresmikan 27 September 2012. Sampai dibagian atas mercusuar, baru bisa mengatakan kalau perjalanan ini memang menyenangkan.
Turun dari mercusuar, air laut kembali surut dan berjalan kaki ke Pulau Sokong Nenek adalah salah satu pilihan terbaik. Karakter Pulau Sokong Nenek yang berbatu sangat mirip dengan pantai di Belitong (lokasi syuting film Laskar Pelangi). Pulau Sokong Nenek hanya seluas lapangan basket, jadi saat surut, kita bisa mengelilingi pulau dengan jalan kaki menyusuri batu-batu besar. Sebenarnya ada juga fasilitas hiburan lain yang bisa digunakan antara lain lapangan volley pantai, rumah pohon, dan ayunan pantai. Setidaknya fasilitas itu bisa dinikmati ramai-ramai dan gratis tentunya. Ada juga fasilitas yang berbayar yaitu berkeliling Pulau Berhala dan kedua pulau lainnya dengan perahu karet marinir. Cukup bayar Rp 15 ribu/orang, kita bisa melihat lebih dekat Pulau Sokong Nenek, Pulau Sokong Bila (ada gua di salah satu sisi pulau), dan sisi lain dari Pulau Berhala.
Kembali ke daratan Sumatera setelah makan siang, kapal tongkang yang serupa saat berangkat pun sudah menunggu di dermaga Pulau Berhala. Beruntung air laut tidak seganas saat berangkat. Matahari sore yang cukup terik dengan langit yang sangat cerah, menemani perjalanan kembali ke Tanjung Beringin diselingi tawa cerita pengalaman 2 hari di Pulau Berhala. Itulah sedikit cerita perjalanan ke Pulau Berhala, berangkat tidak nyaman, namun pulang membawa banyak cerita dan pengalaman yang sangat menyenangkan. 
 Pesisir Tanjung Beringin 
 Dermaga Pulau Berhala
 Kapal Tongkang yang Digunakan Menyeberang
 Pos Pengamanan Pulau Terluar NKRI
 Dermaga Pulau Berhala
 Penjelasan Marinir Sebelum ke Penginapan
 Tugu Kawasan Eco Marine Tourism Pulau Berhala
 Suasana Camp Penginapan
 Api Unggun
 Rumah Pohon dan Ayunan Nyebur
 Pulau Sokong Nenek
 Dermana dari Kejauhan
 Batu Pantai di Pulau Sokong Nenek
 Batu Pantai Pulau Sokong Nenek
 Mercusuar di Pulau Berhala
 Jalan Setapak ke Mercusuar
 Penampakan Pulau Sokong Bila dari Atas Mercusuar
 Pulau Sokong Bila
 Hutan di Pulau Berhala
 Pemandangan dari Atas Mercusuar
 Lampu Mercusuar
 Keindahan Pulau Sokong Nenek
 Pulau Sokong Nenek
 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pulau Berhala
 Pantai Pasir Putih Pulau Berhala
It's Me...!!

-panca suwandika-

1 komentar:

  1. Terima kasih sudah ikut perjalanan kita, great post though :)

    BalasHapus