Minggu, 25 Mei 2014

Trip 3 Countries in 5 Days (Sourm Sva Kum Cambodia)

Seluruh penumpang turun dari bus untuk pengurusan imigrasi di perbatasan antara Vietnam dan Kamboja. Puluhan orang bergantian dari beberapa rombongan bus mengantri untuk proses imigrasi. Seluruh paspor penumpang bus dikumpulkan ke petugas bus yang membantu pengurusan imigrasi. Tidak lebih dari 15 menit akhirnya nama saya dipanggil oleh petugas bus tersebut, tidak terlalu ketat dan petugas imigrasi Vietnam pun seperti asal-asalan mengecek paspor. Kembali ke bus untuk pengurusan imigrasi masuk ke Kamboja, namun lebih ketat dengan cek sidik jari dan harus mengisi surat keterangan keimigrasian Kamboja. Semua berjalan lancar dan akhirnya, Sourm Sva Kum Cambodia (Selamat datang di Kamboja).
Patung Decho Meas, Phnom Penh-Cambodia
Kamis, 1 Mei 2014
Perkiraan tiba jam 6 sore, sedikit meleset 1 jam. Tiba di stasiun Bus Sorya (nama perusahaan bus terkenal Kamboja) jam 7 malam, puluhan supir tuk-tuk menyesaki di pintu keluar bus. Sama seperti di Ho Chi Minh, di Phnom Penh pun kami belum pesan hotel, tapi beberapa rekomendasi hotel sudah ada. Sayangnya tanya ke petugas bus, tak ada satupun rekomendasi nama hotel yang saya catat, mereka kenal. Terpaksa pilih salah satu supir tuk-tuk untuk mencarikan hotel yang dekat dengan Sungai Mekong. Si supir yang saya lupa namanya, menawarkan kami untuk sekalian keliling kota Phnom Penh malam ini juga. Rencana awal memang jadwal kami naik bus dari Ho Chi Minh jam 9 pagi dan tiba di Phnom Penh jam 4 sore, sehingga bisa keliling Kota Phnom Penh lebih lama. Setelah berdebat harga, sepakat perjalanan mencari hotel, mencari tiket bus buat besok ke Siem Reap dan keliling Kota Phnom Penh selama 3 jam sekitar 15 US$ berdua. Kalau dihitung-hitung jauh lebih mahal hidup di Kamboja dibandingkan Vietnam, mungkin karena bertransaksi pakai US$. Hotel River Star jadi pilihan kami, dengan sarapan dan kamar AC yang lumayan bersih dan balkon pemandangan pinggiran jalan Preah Sisowath Quay ke tepi sungai, yang hanya 30 US$ semalam. 
 Hotel River Star, Preah Sisowath Quay Street
Awalnya kami kira sungai tersebut adalah Sungai Mekong, tapi diberi tahu supir tuk-tuk ternyata di depan hotel adalah Sungai Tonle Sap. Sebenarnya Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong bertemu persis di depan Royal Palace, tak jauh dari hotel. Jalan Preah Sisowath Quay inilah pusat wisata Kota Phnom Penh. Jalan yang berada di pinggiran Sungai Tonle Sap adalah tempatnya puluhan hotel, cafe, restoran, bar mulai dari yang kecil sederhana hingga yang berkelas. Tuk-tuk dan si supir sudah menunggu di lobi hotel untuk mengantarkan kami keliling Kota Phnom Penh. Sebelum keliling, tujuan awal adalah beli tiket bus Phnom Penh ke Siem Reap untuk besok. Sayangnya, rencana awal menggunakan speed boat mengarungi Sungai Mekong batal, karena Bulan April hingga Oktober, tidak ada kapal yang berani menyusuri Sungai Mekong. Musim kemarau dan lumpur adalah penyebabnya sehingga debit air sungai menyusut. Jadi bus adalah satu-satunya pilihan menuju Siem Reap. Harga tiket 7 US$ per orang dengan lama perjalanan sekitar 8 jam dan kami akan dijemput jam 8 pagi. Karena waktu yang terbatas, jadi hanya 3 spot terkenal saja yang kami kunjungi. Pertama adalah Wat Ounalom dengan Great Stupa-nya. Wat Ounalom adalah kuil Budha utama yang letaknya dekat dengan Royal Palace. Malam itu kami hanya bisa menikmati bangunan indah tersebut dari luar pagar saja. Tak jauh dari Wat Ounalom, persis seperti alun-alun di beberapa kota di Indonesia, ada taman yang sangat ramai dengan berbagai macam pedagang makanan di depan sebuah bangunan megah, Royal Palace. Tidak terlalu bisa menikmati bangunan megah Royal Palace saat malam hari, tapi karena letaknya dekat dengan hotel, sepertinya besok pagi masih ada cukup waktu untuk melihat bangunan utama di Kota Phnom Penh ini.
Ternyata Phnom Penh memiliki banyak tempat hiburan khususnya kasino, mulai dari perbatasan hingga tengah kota. Menjamurnya kasino mungkin karena pengaruh jajahan asing (Perancis), dan salah satu kasino yang terkenal adalah Naga World Casino persis di depan bundaran Patung Samdech Chuon Nath. Sekitar 200 meter dari Naga World Casino sampai di jantung Kota Phnom Penh dengan Taman Neak Banh Teuk dan Patung Raja Norodom Sihanouk. Namun taman ini tidak seramai taman di depan Royal Palace, tapi dengan patung yang disinari lampu indah menjadikan taman ini sangat menarik saat malam hari. Diujung taman dibatasi dengan jalan melingkar yang membentuk bundaran dengan Monumen Kemerdekaan (Independence Monument) berada di tengahnya yang tak kalah indahnya. Bangunan berarsitektur khas Kamboja, berbentuk menyerupai salah satu candi utama di Angkor Wat.
Patung Raja Norodom Sihanouk
Penampakan Raja Norodom Sihanouk
Independence Monument
Awal mula Kota Phnom Penh adalah di sebuah kuil yang dibangun diatas bukit kecil dekat Sungai Tonle Sap bernama Wat Phnom. Kuil yang sangat unik dengan penunjuk waktu raksasa di bagian depan kuil bernama asli Wat Preah Chedey Borapaut dan dibangun tahun 1373. Tak bisa masuk kedalam kuil, akhirnya saya berjalan karena tertarik ke salah satu patung di seberang kuil. Adalah Patung Yeay Penh (Lady Penh) adalah seorang gadis yang tidak diketahui nama asli mencari tempat tinggal baru untuk Sang Budha. Akhirnya dibuatkanlah kuil diatas bukit yang menjadi cikal bakal Kota Phnom Penh. 
Wat Preah Chedey Borapaut
Lady Penh (Yeay Penh) Statue
Perjalanan keliling Kota Phnom Penh berakhir di Night Market yang saat itu sangat ramai, berada tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Berbagai macam penjual ada di pasar malam ini, mulai dari makanan, pakaian, souvenir, hingga perlengkapan rumah tangga. Hanya membeli patung Apsara titipan rekan sekantor dan makan malam, jam 11 kembali ke hotel karena rencana besok jam 6 pagi melihat Royal Palace dan menikmati matahari terbit di River Side Park. 
Night Market Phnom Penh
Panggung Hiburan di Night Market
Jumat, 2 Mei 2014
Cuaca pagi itu sangat cerah, River Side Park sudah ramai dengan orang-orang yang sedang berolah raga. Menyusuri jalan sisa pesta semalam dari beberapa restoran, cafe dan bar di Preah Sisowath Quay, dengan sampah yang masih berserakan sedikit merusak suasana pagi itu. Kembali kami melewati Wat Ounalom dengan Great Stupa, dan akhirnya melihat dengan jelas keindahan Royal Palace, kebanggaan masyarakat Kamboja. Suatu pengalaman menarik memperhatikan suasana pagi di Kota Phnom Penh yang menurut saya seperti Indonesia tahun 70-an. Bedanya hanya di Phnom Penh kini sudah disesaki mobil mewah keluaran pabrikan ternama dunia yang sering terlihat di seluruh sudut parkiran kota. 
 Riverside Park
 Fasilitas di Riverside Park
Kamboja yang sesungguhnya di depan Wat Ounalom 
Great Stupa Wat Ounalom
 Royal Palace
 Tuk-tuk Mangkal di depan Royal Palace
Good Morning Phnom Penh (Sungai Tonle Sap & Mekong menyatu)
Melihat jam sudah 07.30, harus kembali ke hotel, packing dan check out untuk segera menuju ke tujuan selanjutnya, Siem Reap dengan Angkor Wat-nya. Inilah klimaks dari perjalanan panjang yaitu mengunjungi salah satu komplek candi Hindu-Budha terbesar di dunia yang sudah diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia. Siem Reap adalah kota terbesar kedua dan merupakan kota dengan kunjungan wisata utama di Kamboja. Jadi ada banyak cara untuk sampai di Siem Reap, bisa dengan pesawat, bus dan kapal menyusuri Sungai Mekong. Sekitar 15 penumpang menyesaki mini bus yang siap untuk mengantar ke Siem Reap selama 8 jam. 
Lea Hey Phnom Penh (selamat tinggal Phnom Penh)...

....bersambung...

-panca suwandika-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar