Sabtu, 10 Mei 2014

Trip 3 Countries in 5 Days (Vietnam)

Saya sebut ini sebagai 'perjalanan marathon' yang saya lakukan dalam waktu 5 hari untuk mengunjungi 3 negara yaitu Vietnam, Kamboja dan Thailand. Terus terang perjalanan ini awalnya saya terinspirasi oleh sebuah tulisan di website http://www.seat61.com yang menulis secara detail bagaimana cara untuk berkeliling ke kota dan objek wisata yang ada di beberapa negara di kawasan Indochina. Selain itu juga karena membaca sebuah buku yang berjudul Backpacking  3 Negara 5 Kota oleh Ruri, menambah kepercayaan diri saya untuk segera mewujudkan perjalanan ini. Setelah mendapatkan tanggal yang pas dan tiket pesawat murah, meluncurlah saya dari Medan untuk mencari pengalaman baru melalui perjalanan hemat ala tas ransel dimulai dari Ho Chi Minh City-Vietnam, Phnom Penh dan Siem Reap-Cambodia hingga berakhir di Bangkok-Thailand. 
Peta Wilayah Indochina (Negara Vietnam, Cambodia, Lao, Thailand, Myanmar)

Rencana perjalanan ini sudah saya buat sejak Bulan Oktober tahun 2013 yang lalu. Kebetulan saat itu ada promo dari sebuah maskapai penerbangan untuk rute Medan-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur-Ho Chi Minh City dan Bangkok-Medan yang total hanya Rp 1,400 ribu saja. Saya pun akhirnya sharing dengan beberapa grup backpacker untuk mencari teman agar bisa patungan buat penginapan dan transport. Akhirnya ada yang nyangkut 1 orang untuk ikutan perjalanan ini, namanya Sony yang juga sudah 3 kali bersama saya ikutan open trip saat ke Pulau Weh, Pulau Harapan dan Derawan. Kami berdua sepakat untuk mulai perjalanan ini dari Medan sesuai dengan jadwal yang telah saya susun. 
Menunggu Giliran Boarding di Kualanamu International Airport
Rabu, 30 April 2014
Berangkat dengan pesawat jam 6 pagi menuju Kuala Lumpur dan tiba sekitar jam setengah sembilan, kami harus menunggu sekitar 6 jam untuk melanjutkan penerbangan ke Ho Chi Minh City. Beruntung masih ada sisa uang 12 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 50 ribu) saat saya ke Langkawi beberapa bulan lalu, sangat cukup untuk sarapan yang rada telat di salah satu resto cepat saji dan untuk beli air mineral. Suara petugas panggilan penerbangan AK522 menuju Ho Chi Minh yang ditunggu-tunggu akhirnya terdengar sangat merdu, setelah 6 jam menunggu dan antri untuk masuk pintu keberangkatan. 
Penerbangan selama 2 jam kurang 10 menit, akhirnya kami tiba di bandara dengan nama yang sangat panjang dan susah untuk disebutkan, Cang Hang Khong Quoc Te Tan So Nhat atau yang lebih singkat disebut Tan So Nhat International Airport di Ho Chi Minh City. Bandara yang cukup besar, bersih dan bagus yang berada sangat dekat dengan pusat kota. Setelah menukarkan mata uang US Dollar ke Dong Vietnam (1 Dong Vietnam = Rp 0,5, serasa jadi orang kaya baru), kami naik bus 152 menuju ke Cho Ben Thanh Market dan turun di terminal Tram Dieu Hanh dengan hanya membayar 10 ribu Dong alias Rp 5 ribu. Bandingkan jika naik taksi harus bayar 130.000 Dong!. Gedung bertingkat dan bangunan bergaya arsitektur Eropa jaman dulu mengeliling sebuah patung pahlawan nasional Vietnam yang sedang berkuda, Liet Nu Quach Thi Trang, yang menghadap ke bangunan pasar Cho Ben Thanh. Setelah berkeliling dan foto-foto, kami langsung mencari hotel di sekitar Jalan Nguyen An Ninh, dekat dengan pasar malam Cua Tay dan terpilihlah Hotel Hoang Hai Long 2 dengan harga 40 US Dollar, dengan fasilitas AC, kamar mandi dalam, sudah termasuk sarapan dan wifi gratis yang sangat cepat. Hotel bintang 3 ini cukup mahal, tapi karena bisa patungan berdua jadi bisa lebih murah. Letaknya juga cukup strategis, hanya jalan kaki bisa ke beberapa objek wisata utama di Ho Chi Minh City. Fasilitas di sekitar hotel juga cukup lengkap, mulai dari mini market, tempat pijat, resto, kafe, hingga warnet.
Patung Liet Nu Quach Thi Trang dengan Latar Belakang Ho Chi Minh City
Cho Ben Thanh Market 
Hotel Hoang Hai Long 2
Kota Ho Chi Minh City yang dulunya bernama Saigon, ibukota Republik Vietnam (Vietnam Selatan), adalah kota terbesar di Vietnam. Ada juga Kota Hanoi dibagian utara, yang setelah penyatuan Republik Sosialis Vietnam, kini menjadi ibukota negara. Namun diluar bayangan saya sebelumnya, Ho Chi Minh City memiliki daya tarik tersendiri, dengan bangunan bergaya arsitektur Eropa yang menawan dan masih terawat, bersanding dengan bangunan modern tingkat tinggi. Beberapa bangunan tua di pusat kota, seperti di Jalan Nguyen Hue, dengan sangat cerdas oleh pemerintah setempat, disulap menjadi pusat perbelanjaan dengan label-label dunia tanpa mengubah sedikitpun bentuk bangunan. Bagi saya, Ho Chi Minh City adalah Kota Paris yang ada di Asia. Walaupun saya belum pernah ke Paris, tapi saya cukup banyak melihat dan membaca literatur arsitektur Eropa, khususnya Paris, menemukan banyak bangunan indah di kota ini. Sebut saja bangunan City Hall atau Gedung Balai Kota Ho Chi Minh (Uy Ban Nhan Dan), Reunification Palace, Notre Dame Cathedral, dan Cho Ben Thanh Market. Semuanya bagaikan bangunan kembar dengan yang terdapat di Paris. Wajar karena lebih dari 60 tahun Perancis menjajah Vietnam dan Ho Chi Minh City menjadi salah satu kota favorit mereka. 
Gedung Balai Kota Ho Chi Minh (Uy Ban Nhan Dan)
Union Square Mall
Cho Ben Thanh Market
Reunification Palace
Cong Xa Paris (Notre Dame Cathedral)
Notre Dame Cathedral
Dari Cho Ben Thanh Market, untuk keliling kota cukup berjalan kaki, sekalian berolahraga dan irit biaya transportasi. Lagian kami hanya punya waktu sekitar 7 jam untuk keliling kota, jadi tidak mungkin untuk mengunjungi semua objek wisata yang ada. Sebenarnya ada paket tur keliling kota dengan biaya sekitar 200 ribu Dong, lalu juga ada pilihan sewa sepeda motor atau mobil, naik becak/cyclo, bus, atau naik ojek dan taksi. Hanya saja semua itu pasti mengeluarkan biaya yang tidak murah. Apalagi kalau taksi, karena banyak info bahwa taksi di Vietnam sering menipu penumpang dengan meminta bayaran lebih dari argo yang ada.  Tapi saya cukup puas dengan hanya melihat kehidupan Ho Chi Minh City saat malam dan pagi hari termasuk kegiatan di pasar malam. Untuk masalah makanan, bagi yang muslim, memang cukup sulit untuk menemukan makanan halal. Tapi ada tempat makan yang murah dan enak di samping Cho Ben Thanh Market (night market) dengan menu sea food, namanya Ben Thanh TSC. Harganya pun relatif murah mulai dari 20.000 Dong. Tapi sesaat setelah check in hotel sehari sebelumnya, saya menemukan rumah makan muslim dengan label halal persis di depan hotel tempat kami menginap. 

Kamis, 1 Mei 2014 
Sebelum pergi meninggalkan Ho Chi Minh City menuju ke Phnom Penh, kami membeli tiket bus di salah satu travel agent dengan biaya 15 US Dollar per orang. Awalnya rencana kepergian jam 9 pagi, tapi keberangkatan jam 9 sudah penuh akibat hari libur di Vietnam, jadi banyak operator bus yang tidak beroperasi, dan terpaksa kami mengambil keberangkatan jam setengah 12 siang. Tak apalah, yang penting masih ada 2 seat dan jadwal sampai di Phnom Penh sekitar jam 7 malam. Terlambat 15 menit, kami dijemput di hotel dan bus sudah disesaki penumpang yang sebagian besar backpacker dari berbagai negara. Setelah perjalanan 4 jam, bus sampai di perbatasan untuk mengurus imigrasi yang dibantu oleh petugas bus. Tidak susah, cap ijin masuk ke negara Norodom Sihanouk berasal pun akhirnya mampir di paspor saya. Perbedaan jelas terlihat dan terasa yakni infrastruktur jalan antara Vietnam dan Kamboja. Sepanjang jalan mulai dari perbatasan hingga Kota Phnom Penh, banyak jalan yang masih berlubang dan berdebu dengan pemandangan hamparan padang rumput dan rawa yang tidak ada penghuninya. Namun apapun itu, akhirnya saya tiba juga di Kamboja, negara dengan sebutan asli Democratic Kampuchea, yang akan menjadi cerita saya selanjutnya.

....bersambung...

-panca suwandika-

6 komentar:

  1. Mas boleh minta kontak line atau wa nya? Mau tanya2 soal trip ini. Mungkin bisa d kirim ke email saya fitria.anjelina.sby@gmail.com terima kasih sblmnya

    BalasHapus
  2. Mas boleh minta kontak line atau wa nya? Mau tanya2 soal trip ini. Mungkin bisa d kirim ke email saya fitria.anjelina.sby@gmail.com terima kasih sblmnya

    BalasHapus
  3. Good info...
    Kalau ada mahu pergi...jom... ikut sama..

    BalasHapus
  4. bisa minta kontak, ni email saya gerenimo82@yahoo.com

    BalasHapus