Jumat, 11 Desember 2015

Resto Tan Kasteel yang Menawan

Satu tahun, dua bulan dan enam hari dari tulisan terakhir yang saya buat. Ini adalah tulisan pertama di tahun 2015, tahun dimana saya sama sekali tidak melakukan traveling (lebih tepatnya solo traveling) seperti yang sering saya lakukan di tahun 2013 dan 2014. Malas, capek, ada usaha baru dan banyak sekali dinas keluar kota yang menjadikan saya tidak dapat memastikan waktu untuk melakukan traveling. Tapi setidaknya ada daerah baru yang saya kunjungi tahun ini walaupun dengan perjalanan dinas kantor. Tahun ini saya kali pertama berkunjung ke Kota Lampung, Bengkulu, dan yang terakhir ke Pangkal Pinang, Pulau Bangka.
Selamat Datang di Tan Kasteel, Pangkal Pinang

Salah satu yang paling berkesan dan sepertinya layak buat saya tulis adalah saat saya diajak teman buat nongkrong di salah satu restoran di Pangkal Pinang. Sebenarnya, jangan terlalu menyepelekan suatu kota kecil apabila kita memang sudah lama tinggal atau bahkan pernah ke kota besar dan metropolitan seperti Jakarta/Surabaya/Medan dan kota lainnya. Tapi bukannya meremehkan, pertama kali keliling di kota ini, saya hanya melihat kota ini sebagai ibukota salah satu propinsi baru di Indonesia yang sangat sederhana dengan jalan masih lengang dan belum banyak bangunan bertingkat tinggi.
Balik lagi ke tempat nongkrong yang diajak sama teman saya, dari bagian depan tempat ini seperti bangunan museum atau galeri dengan halaman parkir yang luas dan persis berada di persimpangan jalan utama Kota Pangkal Pinang. Dua buah daun pintu besar yang terbuat dari kayu jati yang tebal dan kokoh terbuka disambut senyuman seorang pelayan dan ucapan selamat datang. Foyer dengan meja resepsionis kembali menyambut tamu dengan pilihan tempat duduk bertemakan klasik sebelah kanan dan kiri ruangan.
 Pintu Masuk Utama Tan Kasteel


 Meja Resepsionis
 Ruang Makan Bagian Depan Bertemakan Klasik
Sebenarnya sebelum masuk ke pintu utama, di bagian depan bangunan tersedia selasar dengan taman dan beberapa bangku taman untuk tempat merokok yang cukup nyaman. Kalau saya lihat ada 4 tema di bangunan ini dengan taman kering dibagian tengahnya yaitu perpaduan antara tema klasik Eropa, modern minimalis, tradisional Indonesia dan uniknya arsitektur China.
 Bagian Depan Bangunan
Selasar Depan Bangunan
Namun hebatnya dari semua tema tersebut tidak ada salah satu tema yang dominan dan dapat digabungkan menjadi satu kesatuan dengan taman nan cantik yang menjadi pengikatnya. Masuk ke bagian tengah bangunan, terdapat meja kasir, dapur dan tempat makan. Disini terlihat tema yang diangkat adalah keunikan arsitektur China dengan dekorasi, corak dan permainan warna. Pengunjung bisa langsung memilih makanan dari pajangan yang mengiurkan. Bagi para perokok, jangan khawatir, di bagian tengah ruangan terdapat raung terbuka dengan taman yang sederhana namun indah. Masih di dekat taman terdapat tempat pertunjukan akustik dan tempat bermain anak. Di ruangan inilah kecerdasan sang arsitek terlihat dari peralihan tema menuju tradisional Indonesia melalui penggunaan material dan dekorasi khas Indonesia.
 Dekorasi China di Ruang Bagian Tengah
Beberapa Pernak Pernik di Bagian Dinding yang Kosong
 Ruang Pertunjukan Akustik Bergaya Tradisional Indonesia
 Taman Peralihan Antar Ruang
Lanjut ke ruang terakhir, dimana di ruang ini diperuntukkan sebagai bar dan tempat grilled (dapur khusus memanggang). Nah diruang ini terlihat jelas tema minimalis modern lekat dengan penggunaan baja dan besi dibalut warna hitam untuk interior serta perabotan yang sederhana dan ergonomis. Agar menyatu dengan taman, terdapat jendela yang dibiarkan terbuka dan dibagian atas plafon terpasang lampu dengan beberapa tanaman merambat membuat ruangan makin tambah cozy. Dinding bagian belakang ditambahkan pintu-pintu rumah lama khas Betawi yang mencerminkan arsitektur tradisional Indonesia. Yang makin buat saya betah memperhatikan desian interior bangunan ini adalah pemilihan tempat duduk dan meja dengan desain dan bahan yang unik, sesuai dengan bentuk ruangan dan sangat nyaman. 
Ruang Bertemakan Minimalis Modern
Ruang Bar
Ruang Makan Bagian Belakang
Soal makanan dan minuman yang ditawarkan juga tidak mengecewakan. Dengan harga yang relatif murah untuk kelas restoran seperti ini, Tan Kasteel menyediakan perpaduan menu makanan barat dan timur. Mulai dari makanan pembuka, makanan utama dan penutup yang lezat dan cukup banyak pilihan. Saya mencoba Chocolate Lava Cake dan minuman Affogato (campuran es krim vanila dengan alpukat dan kopi) dan rasanya sempurna. 
Tertarik? Kalau ke Pangkal Pinang bisa mampir ke tempat ini. Sebagai informasi bahwa, tulisan ini bukan promosi, tapi memang niat saya pribadi karena sangat terkesan dengan desain interior bangunan restoran Tan Kasteel.
 Chocolate Lava Cake
 Pilihan Makanan Penutup
Affogato

4 komentar:

  1. Terima kasih atas ulasannya. Kami sangat tersentuh atas pemahaman anda atas Tan Kasteel. You totally get the meaning of interior and design right. Dan sebagai informasi, tidak ada arsitek atau design interior yang terlibat dalam pembangunan Tan Kasteel. Semua adalah hasil karya dari anam cucu Tan dan Boen. Ditunggu kedatangannya kembali ke Tan Kasteel.

    BalasHapus
  2. Wow... Salut.
    Semoga usaha resto ini terus berjalan dan lancar, dan saya bisa mampir kembali ke resto Tan Kasteel.

    BalasHapus
  3. Saya asli pangkalpinang,tinggal di Jakarta,sering wara-wiri lewat jalan di Tan kasteel,tapi belum pernah mampir..hehehe..next,aku coba mampir deh! 😁

    BalasHapus
  4. Saya asli pangkalpinang,tinggal di Jakarta,sering wara-wiri lewat jalan di Tan kasteel,tapi belum pernah mampir..hehehe..next,aku coba mampir deh! 😁

    BalasHapus