Minggu, 05 Oktober 2014

Aus-Tra-Lia (Solo Backpacker ke Sydney & Canberra)

Awalnya saya ragu-ragu saat dapat penawaran tiket pesawat murah dari Medan ke Sydney yang hanya Rp 2.8 juta pulang pergi. Pertama, ragu pengurusan visa yang susah & berpeluang untuk ditolak, kedua biaya hidup yang pastinya mahal, dan ketiga dikasih cuti apa tidak ya?! Pasrah dan nekat, tiket pun saya beli, hitung minta cuti 3 hari untuk perjalanan sendirian selama 5 hari ke Sydney dan Canberra, Australia.
Selamat Datang di Sydney
Pas ulang tahun melarikan diri dari kantor dengan jalan-jalan ke Australia. Ide  yang keluar gitu saja, dan didukung tanggal promo tiket yang saya beli. Untung semuanya dilancarkan, mulai dari urus visa, nabung buat ditukar ke Dolar Australia yang harganya naik terus, pesan ho’s’tel backpacker yang murah buat 3 malam, dan merayu atasan buat ijin cuti supaya disetujui. Semua beres, perjalanan Medan-Kualalumpur-Sydney dengan hanya 1 tas backpack dimulai, saat saya menerima banyak SMS, notifikasi dari akun media sosial ucapan selamat ulang tahun. Yeayy, happy birthday to me dan kadonya jalan-jalan ke Australia!
Matahari Terbit dari Pesawat (21 Agustus 2014)
Ini adalah rekor penerbangan terlama yang pernah saya jalani, 8 jam dari Kuala Lumpur ke Sydney. Total lama perjalanan dari Medan hingga Sydney termasuk transit di Kuala Lumpur sekitar 18 jam, berangkat jam 4 sore, tiba besok pagi jam 10. Sampai bandara masih pegal, harus antri imigrasi, dan langsung menuju Sydney Central dengan kereta api. Dari Sydney Central untuk mencari George Street tidak susah, lokasi dimana ho’s’tel backpacker yang akan saya tempati selama 3 malam yaitu 790 On George Backpackers. Masih sangat ngantuk, tapi karena tidak mau buang waktu, setelah urusan check in dan makan siang selesai, saya kembali ke Sydney Central, naik kereta api menuju ke Milsons Point. Rute hari pertama adalah jalan kaki melintasi Harbour Bridge, The Rock, Sydney Opera House, menyeberang pakai kapal ferry ke Manly Beach, dan kembali lagi ke Sydney.
Tiba di Stasiun Milsons Point, menuju ke The Rock dan Sydney Opera House, harus jalan kaki melalui Harbour Bridge. Terus terang, tidak pernah kebayang bisa melintasi dan mengunjungi dua hasil karya arsitektur terkenal dunia, Harbour Bridge dan Sydney Opera House. Kuliah di arsitektur, saya hanya bisa melihat foto dan membaca sejarah dan analisa bangunan tersebut dirancang dan dibangun. Hasilnya, jauh lebih menakjubkan, karena saya bisa mengabadikannya sendiri. Saya tidak terlalu lama di The Rock, lokasi awal berdirinya Kota Sydney, hanya beberapa bangunan yang saya lihat dan sangat indah karena bangunan lama tersebut yang masih terawat dengan baik, walaupun fungsinya telah berubah. Saya ingat saran dari salah satu blog yang saya baca, pergilah ke Manly Beach dengan kapal ferry siang hari, dan kembali ke Sydney sore hari menjelang matahari terbenam, maka keindahan Harbour Bridge dan Sydney Opera House akan terlihat jelas. Berangkat jam 2 siang dan hanya 2 jam saja saya keliling di Manly Beach, pantainya bersih dan berpasir putih, yang berjarak hanya 30 menit dengan ferry dari Sydney. Sepertinya jadwal ferry yang saya pilih kembali ke Sydney sangat tepat. Matahari terbenam persis saat ferry melintasi kedua bangunan fenomenal tersebut, dan sempurna. Perlahan lampu menyala menghiasi bangunan sekitar termasuk Harbour Bridge dan Sydney Opera House, dan suasana malam yang dingin di pinggir pelabuhan di Circulay Quay mulai ramai pengunjung. Rute hari pertama, sukses!
 Bersanding Harbour Bridge & Sydney Opera House

Manly
 Sydney Opera House dari Harbour Bridge
 The Rock
Depan Pylon Harbour Bridge

Tidak lengkap ke Australia kalau tidak ke Canberra, ibukota negara. Kota yang jauh lebih kecil dan sepi dibandingkan Sydney ini, harus saya tempuh dengan bus selama 3.5 jam dengan harga tiket 75 AUS$ pulang pergi. Rute hari kedua dimulai berangkat jam 6 pagi adalah Gedung Parlemen, Museum Demokrasi, dan Museum Perang Australia. Ketiga bangunan tersebut ternyata berada dalam satu garis lurus sejajar dengan Danau Burley Griffin berada ditengahnya. Canberra adalah kota yang dibangun sebagai pusat pemerintahan, jadi bangunan yang ada lebih kaku dan simetris, namun juga memiliki taman kota dengan danau yang sangat indah. Dengan alasan untuk menghemat dan didukung cuaca yang cerah, saya memilih jalan kaki, walaupun ada sarana bus dalam kota dengan paket biaya yang tidak murah tentunya. Hal yang paling seru adalah saat makan siang di salah satu kedai di pinggir indahnya Danau Burley Griffin dengan angsa hitam dan air mancur setinggi 50 meter persis di tengah danau. Si bus ‘tepat waktu’ mengantarkan saya kembali ke Sydney jam 6 sore, tanpa berhenti hingga tiba di Sydney Central jam setengah 10 malam. Rute hari kedua, sukses juga!
 Danau Burley Griffin
Satu garis Lurus Gedung Parlemen Lama & Museum Perang 
dari Gedung Parlemen Baru
Salah Satu Gedung Pemerintahan
Museum Perang 
(Berada Satu Garis Lurus dengan Gedung Perlemen)
Taman di Danau Burley Griffin
Selanjutnya saya ingin ke Blue Mountain, yang katanya wajib mampir kalau ke Sydney. Cuaca sebenarnya kurang mendukung, hujan lebat mulai dari berangkat naik bus ke Blacktown lalu lanjut dengan kereta api selama sejam lebih ke Katoomba. Rute hari ketiga adalah Blue Mountain, yang merupakan kawasan konservasi alam paling terkenal di Australia dengan hutan sub tropis, 3 batu karang besar, The Three Sisters, dan pegunungan hijau gradasi biru akibat dari gas yang keluar dari pohon eucalyptus. Hampir putus asa gara-gara hujan yang tidak reda, setelah menunggu 2 jam lebih, akhirnya tiba-tiba kabut menghilang sekitar 15 menit dan terlihat The Three Sisters dan pemandangan Blue Mountain sebenarnya sebelum tertutup kabut dan hujan turun kembali.
Kalau mau ada banyak spot menarik di Katoomba, dan karena terlalu banyak, butuh 2 hari untuk menyelesaikannya. Bisa beli tiket bus (trolley tours) untuk keliling Katoomba yang akan berhenti di beberapa titik wisata dan akan lewat tiap 30 menit hingga 2 jam sekali. Memang wisata di kawasan ini dikemas sangat menarik dan mudah dinikmati pengunjung. Dengan paket tiket bus yang tadi saya beli, langsung bisa menikmati wahana lainnya seperti skyway, railway, dan cableway. Untungnya semua sudah saya coba, kecuali walkway, karena sudah lelah jalan kaki. Ada juga Pusat Kebudayaan Aborigin (Aboriginal Center) yang lumayan bisa dikunjungi saat menunggu bis. Walaupun sempat hujan, rute hari ketiga, bisa dikatakan sukses!
 Blue Mountain (The Three Sisters)
 Salah Satu dari The Three Sisters
Selfie di Skywalk
Kalau di Bali ada Pantai Kuta dan di Lombok dengan Pantai Senggigi, Sydney pun punya pantai andalan, apalagi kalau bukan Pantai Bondi. Pantai yang juga ingin saya kunjungi gara-gara sering nonton Bondi Rescue di Nat Geo Adventure. Pantai landai, berpasir putih dan halus, dengan ombak yang cukup tinggi, adalah favorit di Sydney. Jadilah Pantai Bondi sebagai rute hari keempat atau terakhir sebelum balik ke Indonesia. Setelah check out, sarapan dan menitipkan carrier  di loker sewaan (5 AUS$), saya berangkat jam 9 pagi dari Sydney Central menuju Bondi Junction dan dilanjutkan naik bus ke Bondi Beach. Tidak seperti kemarin, cuaca Sydney kali ini sangat bersahabat, cerah! Sebenarnya Bulan Agustus masih musim dingin, tapi tidak separah Bulan Juli. Bondi Beach mulai ramai menjelang siang, dan jika ingin lihat Bondi Beach secara keseluruhan adalah dari atas bukit batu di ujung utara pantai atau ujung selatan, dan pemandangannya sempurna. Rute terakhir sukses lagi!
Bondi Beach
Kembali ke Sydney, kebetulan masih ada waktu sebelum penerbangan kembali ke Indonesia malam hari, saya pakai untuk jalan ke Paddy’s Market dan China Town sambil beli oleh-oleh dan menikmati makanan khas Asia dengan nasi. Maklum selama 3 hari sebelumnya tidak merasakan nasi untuk sarapan, makan siang dan malam. Misi perjalanan sendirian selama 4 hari di Sydney selesai.
Selfie di Sam Fiszman Park (Taman bagian Utara Bondi Beach)

Walaupun masih banyak tempat yang belum sempat dikunjungi, tapi setidaknya masih ada cerita dan foto yang bisa dibagi. Total biaya Rp 9 juta termasuk tiket pesawat, akomodasi, transportasi, makan, biaya visa, tiket masuk tempat wisata hingga beli sedikit titipan oleh-oleh. Perjalanan sendirian selama 5 hari Sydney dan Canberra akhirnya bisa membawa saya untuk melihat lebih dekat dan mengabadikan negara lain yang lebih maju, disiplin, teratur namun tidak lebih indah dari Indonesia.

-panca suwandika-

7 komentar:

  1. Salam Backpak bang
    Cerita backpacknya simpel and menarik jadi pengen kesana juga nih,
    Info pengurusan Visanya dong :)

    Trima kasih
    Erik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mas Erik. Terima kasih sudha membaca.
      Untuk pengurusan VISA ke Australia saya dibantu travel agent di Medan. Sata itu saya diminta syarat nya :
      - Passport
      - Copy pemesanan tiket pesawat dan hotel
      - Surat keterangan kerja
      - Itinerary (supaya leih meyakinkan kalau kita jalan-jalan kesana)
      - Copy buku tabungan 3 bulan terakhir (infonya setidaknya ada saldo min. Rp 30 juta) hhmmm gak tau persis harus berapa, tapi nilai itu yang sering diinfokan oleh bberapa pihak kesaya
      VISA dikeluarkan untuk 30 hari dan lama pengurusan VIS selama kurang lebih 3 minggu tanpa wawancara.
      Semoga berguna.

      Hapus
  2. Nice share mas.. Perjalanan dadakan & spontan emang lebih seru deh. Pengen banget someday bisa travelling solo.
    Thanks for sharing mas. Keep posting ya :)

    BalasHapus
  3. Lagi blog walking dan nemu blog ini.
    Terima kasih udah sharing pengalamannya.

    Dan permisi, sekalian numpang link. Siapa tahu bermanfaat! Thank you.

    Australia kasih 1000 Working and Holiday Visa Pertahun untuk orang Indonesia!!

    https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/04/working-and-holiday-visa-australia-for.html?m=1


    Tips and Tricks cari kerja di Australia

    https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/05/tips-and-trick-cari-kerja-di-australia.html?m=0

    Skydiving Murah di Australia

    https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/08/skydiving-murah-di-australia.html?m=1

    Main ski dan snowboarding ala backpacker

    https://ajourneynote.blogspot.co.id/2016/08/main-ski-dan-snowboarding-ala.html?m=1


    BalasHapus
  4. ceritanya menarik, saya juga rencana ke sydney maret 2017. Boleh tanya mas utk transportasi lebih murah dan mudah menggunakan apa ya? apakah petunjuk arahnya jelas, lalu kira2 biaya hidup perhari nya berapa?
    Mohon infonya ya mas soalnya sy jg solo travelling kesana.. terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya banyak gunakan kereta (kalau di Indonesia KRL). Arahnya sangat jelas dan bisa dibilang lengkap dan murah. Saat saya ke Canberra dari Sydney, saya gunakan bus berangkat pagi sekitar jam 7. Busnya sangat nyaman dan bersih. Agak mahal sih, tapi itu transport yg paling murah yang saya temukan. Perhari untuk makan dan minum bisa sekitar 10 Aus$/orang. Minum bisa dari keran (karena sudah bisa diminum). Semoga membantu.

      Hapus