Siapa yang tidak tahu bedek? Orang Indonesia pasti tidak asing dengan material bangunan yang satu ini. Bedek merupakan anyaman yang terbuat dari bahan bambu (kulit terluar dari batang bambu) dengan beragam bentuk dan warna.
Jumat, 24 Juni 2011
Nuansa Bedek dalam Arsitektur, Natural dan Tradisional
Siapa yang tidak tahu bedek? Orang Indonesia pasti tidak asing dengan material bangunan yang satu ini. Bedek merupakan anyaman yang terbuat dari bahan bambu (kulit terluar dari batang bambu) dengan beragam bentuk dan warna.
Kamis, 23 Juni 2011
Pagar Bambu, Unik dan Menarik
Selain murah dan mudah didapat, material bambu memiliki karakteristik dan keindahan tersendiri untuk mempercantik taman di rumah Anda.
Rabu, 22 Juni 2011
Toko Oen Malang, Nikmatnya Tempo Doeloe..
Kota Malang.. Saya tidak akan pernah bosan kesana. Sangat beruntung sekali tinggal di Surabaya, mau pergi kemana saja serasa dekat. Memang jika dilihat dari fasilitas transportasi apapun, Kota Surabaya hampir sama dengan Jakarta. Baik itu penerbangan, kereta api, kapal laut maupun kendaraan darat. Bahkan Kota Surabaya letaknya lebih strategis karena berada di tengah-tengah Indonesia. Mau ke barat atau timur lebih dekat.
Kembali lagi ke Malang. Ini perjalanan saya ke Malang tanggal 4-5 Juni 2011 lalu. Sebenarnya diajak teman sih, tapi karena libur weekend dan memang tidak ada jadwal apapun akhirnya saya ikut juga. Rencana ke Malang juga dapat dikatakan waktunya mepet, dan ditambah dengan long weekend, sudah hampir dipastikan masalah yang timbul, penginapan.
Setelah menelpon beberapa hotel akhirnya dapat juga Hotel Griyadi Montana, dengan harga biasanya 380 ribuan, karena weekend, harganya naik jadi 500 ribuan dengan kamar standar. Tak apalah, yang penting dapat penginapan. Jadwal di Malang sebenarnya ingin keliling mencari makanan. Mulai dari Bakso Bakar (sayangnya cuma mengantar saja, karena saya tidak makan daging sapi, maaf..), jagung bakar Jl Dr Soetomo yang ramai, Pusat jajanan rakyat di samping Stadion Gajayana, Rujak Manis Jl Semeru, hingga makan di Wapo Jl Soekarno Hatta.
Tapi sebenarnya saya ingin ke satu tempat dengan konsep tempo dulu dengan makanan khas Belanda. Yup, Toko Oen Malang.
Selasa, 21 Juni 2011
Lombok..Surganya Makan Makanan Pedas
Jika ditanya, apakah sering ke Lombok? sepertinya setiap tahun saya sempatkan ke Lombok. Selain masih banyak ada keluarga disana, saya sangat kangen dengan makanan pedas khas Lombok. Memang kalau mendengar kata Lombok, kita pasti sudah menduga daerahnya atau pendudukmya yang pedas. hehehe... maksa ya. Tapi ternyata tidak juga, Lombok punya banyak keindahan, keunikan penduduknya, dan pastinya makanannya.
Jika ke Lombok, di pesawat saya langsung sudah membayangkan semua makanan yang sudah saya inginkan, mulai dari plecing kangkung, pecel khas Lombok, rujak manis yang super pedas, dan makanan rumahan khas Lombok. Tentu semuanya dengan sambal.
Sangat beruntung jika berpergian ke suatu tempat kita punya sanak saudara atau teman dekat, jadi tidak ada biaya untuk penginapan. Kalau beruntung, sarapan pun gratis. Wah hemat sekali liburan seperti itu. Kebetulan di Mataram, saya memiliki keluarga kakak dari ayah saya. Ini cerita perjalanan saya ke Lombok 15-16 April 2011 lalu.
Tujuan pertama tempat makan di Lombok adalah di Rumah Makan Sederhana di Cakranegara Mataram. Dari namanya RM Sederhana, tempatnya memang cukup sederhana. Terletak didepan Islamic Center Mataram, bangunan rumah makan ini sepertinya dari 2 ruangan yang dijadikan satu. Mungkin karena jumlah pengunjung yang semakin banyak. Menu utama di rumah makan ini ada 3 macam yaitu pecel khas Lombok, plecing dan rujak manis.
Menyantap Nasi Lodho Pak Yusup Khas Trenggalek
Perjalanan ini saya lakukan tanggal 14 September 2010 lalu. Diantar oleh seorang driver merupakan perjalanan perdana saya menysuri jalur selatan Jawa Timur yaitu dari Kota Trenggalek menuju Kota Tulungagung.
Sebenarnya sebelumnya saya berkunjung ke Kota Pacitan. Menikmati Pantai Teleng Ria. Maklum saat itu liburan setelah Lebaran, jadi pastinya kota-kota kecil bergeliat karena banyak yang pulang kampung. Sebut saja Kota Pacitan, Ponorogo, Magetan, termasuk Trenggalek dimana banyak dipenuhi kendaraan ber plat nomor dari Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya bahkan Denpasar.
Dari Trenggalek sekitar jam 11 siang. Saya masih ragu apakah akan makan siang di Kota Trenggalek. Karena keinginan untuk menikmati makanan khas Trenggalek begitu besar. Untungnya sinyal di kota itu lumayan bagus buat akses internet pun cukup baik lah. Langsung saja saya saya bertanya kepada Mr. Google mengenai makanan khas yang paling sering dicari di Trenggalek dan sekitarnya.
Sepertinya dari hasil pencarian di Mr. Google banyak yang menyarankan makan di Tulungagung. Tapi dengan jarak tempuh 30 KM atau sekitar 45 menit dan ditambah dengan mencari lokasi makan tersebut jadi enggan untuk makan disana. Eiitss tunggu dulu, ternyata setelah balik ke halaman pencarian berikutnya ada tempat makan Nasi Lodho Pak Yusup. Lihat gambarnya kelihatan enak. Sepertinya inilah pilihan yang saya cari.
Arsitektur Tradisional Desa Adat Nyalian Bali
Desa Nyalian, sebuah desa yang berada di timur Pulau Bali ini memiliki beragam keunikan arsitektur tradisional
Desa yang terletak 46 kilometer sebelah timur Kota Denpasar atau sekitar 12 kilometer kearah barat Kota Semarapura, termasuk kedalam wilayah Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali. Dengan jumlah penduduk lebih dari 4.616 jiwa (1.039 kepala keluarga), Desa Nyalian masih menerapkan konsepsi-konsepsi yang berdasarkan atas kepercayaan yang dimiliki masyarakat setempat. Hal tersebut dapat dilihat pada struktur budaya setempat yang ada, baik itu mengenai keadaan penduduk, alam maupun fisik yang berupa bangunan dan bentuk permukiman yang terdapat di desa tersebut.
Dibalik Kemegahan Istana Kesultanan Bima
Kali pertama berada di Kota Bima suasana langsung terasa panas menyengat dan gerah. Bahkan sempat juga mendengar guyonan wisatawan dengan penduduk setempat yang menyebutkan Kota Bima memiliki “sembilan matahari”, karena terlalu panasnya. Namun perjalanan dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin menuju pusat Kota Bima cukup menarik perhatian. Bukit-bukit gersang dan Pantai Lawata yang indah dengan pemandangan Pulau Kambing sebagai gerbang ucapan selamat datang di kota yang juga dikenal dengan sebutan Mbojo.
Tak banyak hal menarik yang dapat dinikmati di Kota Bima. Deretan pertokoan yang menjadi pusat nadi perekonomian Kota Bima terlihat cukup ramai. Pusat Kota Bima terletak di sebuah tanah lapang serupa dengan alun-alun yang disebut dengan Serasuba. Nah, dari Serasuba inilah terlihat beberapa bangunan megah nan indah dengan bentuk khas segi delapan. Lalu munculah pertanyan bangunan apakah itu? Dengan perpaduan antara arsitektur Eropa dan arsitektur khas Bima serta bentuk yang sangat menarik.
Langganan:
Postingan (Atom)