Awalnya saya ragu-ragu saat dapat penawaran tiket pesawat murah dari
Medan ke Sydney yang hanya Rp 2.8 juta pulang pergi. Pertama, ragu pengurusan
visa yang susah & berpeluang untuk ditolak, kedua biaya hidup yang pastinya
mahal, dan ketiga dikasih cuti apa tidak ya?! Pasrah dan nekat, tiket pun saya
beli, hitung minta cuti 3 hari untuk perjalanan sendirian selama 5 hari ke Sydney
dan Canberra, Australia.
Minggu, 05 Oktober 2014
Jumat, 08 Agustus 2014
Intramuros, Wisata Arsitektur di Manila
Manila, ibukota dari Negara Filipina memang tidak jauh berbeda
dengan kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara seperti Jakarta, Bangkok, dan
Kuala Lumpur, dengan kepadatan lalu lintas, bangunan pencakar langit, hingga
permukiman penduduk yang sangat padat. Dengan lebih dari 10 juta penduduk,
menjadikan Manila salah satu kota kosmopolitan dunia sebagai pusat industri, ekonomi,
budaya dan pendidikan di Negara Filipina. Sungai Pasig yang mengalir hingga bermuara di Teluk Manila, menjadi
saksi mata perubahan Kota Manila dari sebuah perkampungan kecil yang awalnya bernama
Maynila hingga menjadi kota terbesar di Filipina. Adalah Miguel Lopez de
Legazpi, pada tahun 1570, menjadi pemimpin ekspedisi Spanyol yang berhasil menguasai
Filipina dan menjadikan Manila sebagai salah satu pusat pemerintahan dengan
mendirikan tembok sepanjang 4.5 km sebagai benteng pertahanan mengeliling area
sekitar 64 hektar, yang kini dikenal dengan sebutan Intramuros.
Dinding Intramuros
Minggu, 06 Juli 2014
Puerto Princesa, Palawan, Philippines
Bulan November 2013 lalu muncul pesan dari salah satu anggota grup di Whatsapp yang isinya
sebuah link promo salah satu maskapai penerbangan low cost carrier dari
Filipina. Salah satu promonya adalah penerbangan dari Kuala Lumpur ke Manila
hanya 199 Pesos atau sekitar Rp 60.000, yang kalau ditambah dengan pajak
bandara dan biaya bahan bakar jadi sekitar 1.000 Pesos atau Rp 300.000,- untuk sekali terbang. Penawaran
menarik yang langsung saya eksekusi untuk keberangkatan di akhir Juni 2014. Namun
sebenarnya bukan Manila yang ingin saya kunjungi, melainkan Underground River,
salah satu objek wisata di Pulau Palawan yang masuk kedalam New 7 Wonders of
Nature.
Pantai dengan Batuan Karst di Pulau Palawan
Minggu, 08 Juni 2014
Trip 3 Countries in 5 Days (Sawadika Bangkok)
Kesalahan pertama jika mau jalan-jalan adalah tidak membuat itinerary perjalanan yang detail, apalagi kalau berangkat kesuatu tempat tidak sendirian. Yang ada bakalan bingung dan berdebat mau kemana, menginap dimana, dan naik apa, padahal sudah berada di lokasi tengah kota yang merupakan pusatnya turis di kota itu. Itu yang terjadi saat kami tiba di Bangkok dan diturunkan di Jalan Sam Sen. Saya tidak merinci detail perjalanan yang akan kami lakukan saat di Bangkok, karena memang hanya ingin menghabiskan waktu ke Museum Madame Tussauds, sebelum balik ke Medan dengan pesawat jam 4 sore keesokan harinya. Setelah bertanya sana sini, akhirnya sampai di Jalan Khaosan, jalan ternama di Kota Bangkok yang menjadi pusatnya para backpacker dari seluruh dunia berkumpul, karena banyak penginapan, tempat hiburan dan resto murah disana. Sawadika Bangkok.
Sawadika, Halo Thailand
Kamis, 29 Mei 2014
Trip 3 Countries in 5 Days (Good Morning Angkor Wat)
Tepat jam setengah delapan pagi, sebuah tuk-tuk dengan 2 orang penumpang dan seorang supir telah menunggu kami di lobi hotel. Ternyata mini bus tidak menjemput langsung ke hotel, tapi beberapa tuk-tuk menjemput seluruh penumpang agar lebih cepat dan diantar ke kantor tempat mini bus berangkat. Berkenalan dengan sepasang, entah masih pacaran atau sudah menikah, dan mereka berasal dari Perancis. Tujuan kami sama yaitu ingin ke Siem Reap, kota di bagian utara Kamboja untuk melihat dari dekat komplek candi terbesar didunia, Angkor Wat.
Angkor Wat di Pagi Hari
Minggu, 25 Mei 2014
Trip 3 Countries in 5 Days (Sourm Sva Kum Cambodia)
Seluruh penumpang turun dari bus untuk pengurusan imigrasi di perbatasan antara Vietnam dan Kamboja. Puluhan orang bergantian dari beberapa rombongan bus mengantri untuk proses imigrasi. Seluruh paspor penumpang bus dikumpulkan ke petugas bus yang membantu pengurusan imigrasi. Tidak lebih dari 15 menit akhirnya nama saya dipanggil oleh petugas bus tersebut, tidak terlalu ketat dan petugas imigrasi Vietnam pun seperti asal-asalan mengecek paspor. Kembali ke bus untuk pengurusan imigrasi masuk ke Kamboja, namun lebih ketat dengan cek sidik jari dan harus mengisi surat keterangan keimigrasian Kamboja. Semua berjalan lancar dan akhirnya, Sourm Sva Kum Cambodia (Selamat datang di Kamboja).
Patung Decho Meas, Phnom Penh-Cambodia
Sabtu, 10 Mei 2014
Trip 3 Countries in 5 Days (Vietnam)
Saya sebut ini sebagai 'perjalanan marathon' yang saya lakukan dalam waktu 5 hari untuk mengunjungi 3 negara yaitu Vietnam, Kamboja dan Thailand. Terus terang perjalanan ini awalnya saya terinspirasi oleh sebuah tulisan di website http://www.seat61.com yang menulis secara detail bagaimana cara untuk berkeliling ke kota dan objek wisata yang ada di beberapa negara di kawasan Indochina. Selain itu juga karena membaca sebuah buku yang berjudul Backpacking 3 Negara 5 Kota oleh Ruri, menambah kepercayaan diri saya untuk segera mewujudkan perjalanan ini. Setelah mendapatkan tanggal yang pas dan tiket pesawat murah, meluncurlah saya dari Medan untuk mencari pengalaman baru melalui perjalanan hemat ala tas ransel dimulai dari Ho Chi Minh City-Vietnam, Phnom Penh dan Siem Reap-Cambodia hingga berakhir di Bangkok-Thailand.
Peta Wilayah Indochina (Negara Vietnam, Cambodia, Lao, Thailand, Myanmar)
Selasa, 25 Maret 2014
Cerita Setahun di Medan
Keringat
saya jatuh di aspal bandara, karena siang itu sepertinya ada dua matahari
diatas kepala. Masuk ke ruang pengambilan bagasi yang ber-AC, tapi masih belum
bisa mendinginkan, ditambah beban 1 tas koper besar dan tas punggung yang minta
ampun beratnya. Namun tak satupun kereta troli harapan untuk menolong saya yang
terlihat. Petugas porter yang jumlahnya puluhan sudah membajak semua troli
sebagai alat pencari uang mereka. Saya masih harus menunggu 2 tas koper
tambahan lagi di antrian bagasi dengan satu jalur lurus travelator barang dengan ujung
yang tidak jelas. Semua penumpang berebut mengambil barang dan membuang begitu
saja barang yang bukan milik mereka. Kaget dan heran, 2 koper saya sudah berada
dekat pintu keluar di ruang kedatangan. Yup, saya akhirnya tiba dengan sambutan yang mengharukan di salah satu kota dengan bandara
internasional di Indonesia yang untungnya kini sudah tidak digunakan lagi,
Bandara Polonia, Medan.
Ikon Kota Medan, Istana Maimun
Selasa, 04 Maret 2014
Langkawi, Elang dan Batu Karst
Hanya ada
jeda kurang dari 40 menit saat pesawat mendarat dan berganti pesawat kembali
untuk terbang. Akhirnya saya harus lari dari gerbang imigrasi setelah stample masuk ke Malaysia kembali
diberikan di passport saya untuk yang kesekian kalinya, menuju ke ruang check
in domestik di LCCT, Kuala Lumpur. Jika terlambat 5 menit saja, mungkin saya
tidak diperbolehkan untuk ikut penerbangan, tapi untungnya kakak cantik petugas
maskapai berbaju merah mengijinkan saya untuk mendapatkan boarding pass.
Panggilan terakhir untuk masuk ke pesawat terdengar dan akhirnya saya bisa terbang ke Langkawi.
'Langkawi Permata Kedah' Slogan Terkenal di Pantai Cenang
Minggu, 16 Februari 2014
Kualalumpur - Modern, Religion & Culture
Belajar arsitektur dibangku kuliah, melihat dan mempelajari beragam jenis bangunan di seluruh dunia. Tapi itu semua hanya bisa dilihat dari foto di literatur. Satu persatu saya mencoba untuk datang dan melihat dari dekat bangunan yang sama sekali tidak terbayang sebelumnya untuk saya kunjungi. Salah satunya ke Kota Kualalumpur, Malaysia. Salah satu kota metropolitan yang dapat memberikan pelajaran bagaimana cara untuk membangun kota besar yang terintegrasi secara modern tapi tidak meninggalkan identitas budaya asli beragam etnis manusia yang tinggal disana serta agama yang dianut. Selama 3 hari dengan modal tiket pesawat promo, saya melihat sisi modern, budaya dan agama dari kota yang lebih terkenal dengan sebutan KL ini.
Kota Kualalumpur dari Skybridge Petronas Twin Towers
Let's Go to Derawan Islands
Dari Medan menuju ke Derawan. Tujuan perjalanan saya selanjutnya yang berada di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Berau, yaitu Kepulauan Derawan yang terdiri dari 3 kecamatan dengan lebih dari 30 pulau. Perjalanan panjang belasan jam saya tempuh untuk meninggalkan jejak di pulau eksotis ini. Bersama 15 orang backpacker lainnya, akhirnya selama 4 hari saya diberikan kesempatan melihat secara langsung keindahan Derawan, salah satu kepulauan yang paling ingin saya kunjungi di Indonesia.
Pantai Pulau Derawan
Minggu, 26 Januari 2014
Medan & Tahun Baru-nya
Malam tahun baru 2014 ini saya habiskan di Kota Medan. Ini kali pertama tahun baru di kota yang baru saya tinggali selama 9 bulan ini. Harga tiket pesawat yang mahal dan habisnya masa cuti saya adalah alasan kenapa tidak liburan keluar kota. Tapi karena ini pengalaman pertama, saya jadi tertarik merasakan perayaan pergantian tahun di pusat Kota Medan (Lapangan Merdeka) dan mengambil beberapa foto suasana perayaannya.
Kemacetan di Depan Lonsum Medan
Kamis, 16 Januari 2014
Pulau Berhala, Titik Hijau di Selat Malaka
Kalau ditanya apa tempat wisata yang kamu kenal di Sumatera Utara,
saya yakin hampir 100% jawaban adalah Danau Toba dengan Pulau Samosir-nya.
Memang Danau Toba adalah hal yang wajib dikunjungi kalau sudah ke Sumatera
Utara. Tapi kalau diberikan alternatif lain, kenapa tidak dicoba ke salah satu
pulau yang lokasinya berada di titik terluar Indonesia. Di Selat Malaka, tepatnya berada di perairan terluar
Indonesia, tidak berpenghuni (kecuali oleh tentara Angkatan Laut Indonesia),
ada salah satu pulau yang kini menjadi tujuan wisata yang cukup menarik. Pulau
Berhala, kalau dilihat di peta, hampir tidak kelihatan, terkadang bahkan hanya
berupa titik hijau di tengah warna biru Selat Malaka. Kesanalah tujuan saya selama
2 hari, melihat Indonesia dari sisi terluarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)